Kamis, 14 Oktober 2010

5 Kebiasaan Orang Kaya



Penulis : Tim AndrieWongso.com

Meniru kebiasaan orang kaya bisa jadi menularkan cara baik untuk mengikuti jejak mereka agar kita juga bisa jadi orang kaya. Menurut FinanciallyFit di Yahoo!, Warren Buffett yang memiliki kekayaan US$ 47 miliar (sekitar Rp 423 triliun) saja, tetap bisa berhemat hingga kini. Rumahnya masih rumah tua yang ia beli tahun 1958 dengan harga US$ 31.500 (sekitar Rp 283,5 juta dengan kurs sekarang).

Nah, apa saja kebiasaan orang kaya yang membuat mereka kaya dan sukses? Berikut top five-nya:

1.Berhemat

Dengan uang yang begitu banyak seorang billionaire bisa membeli apa saja. Namun tak berarti tak ada yang tak mau berhemat. Warren Buffett termasuk di antara billionaire yang mau berhemat. Nah berhemat juga menjadi kebiasaan para billionaire lainnya.

2. Bangkit dari kegagalan

Jangan melihat para billionaire dari kondisi saat ini. Mereka tak berarti selalu mulus dalam perjalanan hidup mereka. Cuma mereka tak pernah mengeluh jika menghadapi masalah bahkan ketika masalah itu membuat mereka bangkrut. Mereka cari jalan lalu berusaha bangkit dari keterpurukannya.

Steve Jobs, dipecat dari Apple, perusahaan yang didirikannya, saat usianya 30 tahun. Namun sekarang ia kembali menjadi tulang punggung Apple dengan produk-produk andalannya yang menguasai dunia seperti i-Pad, produk Apple terbaru yang populer. Sebelum kembali ke Apple, Steve Jobs bangkit dengan mendirikan perusahaan media, Pixar, yang antara lain memproduksi film Finding Nemo yang populer itu.

3. Menjaga reputasi

Orang-orang sukses bisa menjaga nama baik dan reputasinya. Ketika satu masalah menimpanya, ia tidak akan lama dalam posisi terpuruk karena dengan bekal reputasinya, peluang baru akan mudah ditemukan. Seperti Steve Jobs di atas, ketika ia dikeluarkan dari Apple, ia masih bisa mendapat dukungan pendanaan dan sebagainya dari pihak ketiga karena reputasi yang dimilikinya dan terbukti bisa membuatnya bangkit.

4.Cerdik dalam bertindak

Para billionaire tak begitu saja mengumbar uangnya. Misalnya, memberi cuma-cuma pada keluarga atau temannyatanpa mengetahui uang itu akan digunakan untuk apa. Karena bisa saja uang tersebut digunakan untuk hal-hal yang tak patut atau melanggar hukum yang suatu kali bisa menyeretnya ke pengadilan. Di antara banyak kasus adalah dalam bentuk sumbangan politik atau masalah keluarga dan teman. Karena itu, ketika ia merasa perlu mengatakan "tidak" ia akan mengatakan "tidak" saat mau memberikan sesuatu.Dan uang pun tidak diberikan. Ada nasihat cerdik untuk memudahkan masalah ini (menghilangkan rasa tidak enak) yaitu mereka (para billionaire itu) memiliki orang yang mengatur pemberian sumbangan-sumbangan ini.

Kecerdikan juga dilakukan saat bernegosiasi dengan calon klien. Banyak orang yang jatuh gara-gara klien atau mitra bisnisnya ternyata orang yang mudah kompromi dengan tindakan melanggar hukum.Karena itu, para billionaire selalu cerdik dalam melihat calon mitranya.

5. Membeli barang murah
Mungkin akan heran jika ada seorang billionaire menawar barang yang diinginkannya begitu sengit. Tetapi banyak di antara mereka yang melakukan ini. Menawar atau menunggu harga suatu produk jatuh merupakan cara para billionaire berhemat. Salah satu contohnya adalah John Paulson, seorang fund manager kaya. Ketika ia menginginkan rumah impiannya ia sampai harus menunggu rumah itu masuk pasar lelang agar mendapatkan harga termurah. Padahal bisa saja ia langsung membelinya ketika pertama kali tertarik membeli rumah yang ditawarkan pemiliknya itu. Namun ia yakin suatu kali rumah itu akan masuk pasar lelang.

Ternyata para billionaire lain pun demikian. Mereka begitu menghargai nilai uang dan tak segan bernegosiasi untuk mendapatkan harga murah kala membeli sesuatu.

Senin, 11 Oktober 2010

Usaha Bisnis Camilan Kacang



Kacang tanah yang kaya akan lemak, mengandung protein tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya. Kacang tanah ini, mempunyai rasa yang manis dan banyak digunakan untuk membuat beraneka jenis kue. (Wikipedia).

Salah satunya dari sekian banyak olahan kacang tanah adalah kacang sembunyi ini. Mungkin kacang sembunyi masih terdengar asing ditelinga sebagian orang. Belum dapat dipastikan makanan renyah ini berasal dari mana, di beberapa daerah di Indonesia kita dapat menemukan makanan yang unik ini dengan rasa manis atau gurih.

Kacang sembunyi merupakan makanan ringan berbahan dasar kacang tanah dan tepung terigu, namun memiliki cita rasa yang nikmat dan sangat cocok untuk camilan saat santai Anda. Namanya saja sembunyi, so pasti banyak di cari. Kini penggemar kacang sembunyi hampir merata disetiap kalangan. Namun untuk produksinya masih sangat sedikit. Inilah peluang bisnis anda.

Analisis Ekonomi

Modal awal
Peralatan masak
(3 penggorengan, sutil, tampah, peniris dll.) Rp 2.000.000,.

Peralatan produksi
3 Kompor gas Rp 450.000,.
Pengaduk tepung (rakitan sendiri) Rp 2.500.000,.
Mesin penipis adonan Rp 2.500.000,.
Sealer Rp 350.000,.
Bahan baku awal Rp 500.000,.
Sepeda motor roda 3 Rp 11.000.000,. +
Jumlah Rp 19.300.000,.

Biaya operasional / bulan
Pembelian bahan baku
(Rp 400.000,. x 30 hari) Rp 12.000.000,.
Gas elpiji 3kg (Rp 13.500,. x 15) Rp 202.500,.
Gaji karyawan 5 orang @ Rp 350.000 Rp 1.750.000,.
Plastik kemasan Rp 100.000,.
Transportasi Rp 180.000,.
Lain-lain Rp 100.000,.+
Jumlah Rp 14.332.500,.

Pemasukan
Omset / bulan
(30kg x @Rp 32.000,. x 30 hari ) Rp 28.800.000,.

Laba bersih / bulan
(Rp 28.800.000,. – Rp 14.332.500,.) Rp 14.467.500,.

BEP
(Rp 19.300.000,. : Rp 14.467.500,.) = < 2 bulan



Credit: BisnisUKM.com

Minggu, 03 Oktober 2010

Metode Berpikir Ala Ford

Penulis : Daniel Kurniawan

Di dalam buku motivasi klasik karangan Nopoleon Hill yang berjudul Berpikir dan Menjadi kaya, ada sebuah kisah yang sangat inspirasional. Diceritakan ketika Henry Ford memutuskan untuk memproduksi motor V-8 yang termasyhur, dia memilih untuk membuat sebuah mesin dengan kedelapan silindernya pada satu blok dan memerintahkan para insinyurnya untuk membuat rancangan mesinnya.

Rancangan itu dibuat di atas kertas, tetapi para insinyurnya berpendapat bahwa hal tersebut benar-benar mustahil untuk mencetak blok mesin delapan silinder dalam satu bentuk tunggal yang utuh.

Ford berkata,”Walaupun demikian, buat saja.”

Tapi mereka menjawab,”Ini mustahil!”

“Teruskan saja,” Ford memerintah, “dan terus kerjakan sampai kalian berhasil, tidak peduli berapa banyak waktu yang diperlukan.”

Para insinyur pun terus bekerja. Tidak ada pilihan lain yang bisa mereka lakukan kalau mereka ingin tetap bekerja sebagai karyawan Ford. Enam bulan berlalu, dan tidak ada apa pun yang terjadi. Enam bulan berikutnya lewat, dan masih tetap mereka belum menghasilkan apa pun. Para insinyur mencoba setiap rencana yang bisa dipikirkan untuk melaksanakan perintah, tetapi semuanya kelihatan tidak mungkin. “MUSTAHIL”.

Akhir tahun itu Ford memeriksa pekerjaan insinyurnya, dan sekali lagi mereka mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak bisa menemukan cara apapun untuk melakukan perintahnya.

“Teruskan saja,” kata Ford. “Saya menginginkannya, dan saya akan mendapatkannya.” Merekapun terus bekerja, dan kemudian seakan-akan kena sentuhan magic dari Ford. V-8 pun terwujud.

Kisah ini menceritakan bagaimana Ford berpegang teguh kepada apa yang dia lihat dalam pikirannya. Ditambah dengan keinginan yang kuat untuk mewujudkannya menjadi nyata. Sehingga V-8 benar-benar terwujud.

Rahasia Ford ini bernilai jutaan dolar AS. Bayangkan, apabila kita mampu menerapkan prinsip sukses ini dalam kehidupan kita!

Jumat, 01 Oktober 2010

Menjadi Seorang Pengambil Risiko

Penulis : Tim AndrieWongso.com


"There is no security on this earth. Only opportunity." - Douglas MacArthur.

Apa jadinya bila kita takut mengambil risiko dalam hidup ini? Segala yang kita lakukan pasti berisiko! Apalagi bila hendak maju dan sukses, risiko adalah sesuatu yang harus kita akrabi, bukan dihindari.

Bicara mengenai risiko, seperti kata William J. Bernstein dalam bukunya "The Four Pillars of Investing", "Risk, like pornography, is difficult to define, but we think we know it when we see it." Risiko, seperti pornografi, sukar untuk didefinisikan, tapi kita akan mengetahuinya bila kita telah melihatnya. Begitu pula risiko, kita akan mengetahui dan merasakannya bila kita telah menjalaninya.

Bila kita berani mengambil risiko, artinya kita telah berani menjalani kehidupan itu sendiri. Juga menunjukkan bahwa kita yakin akan mendapatkan suatu pelajaran berharga dari setiap risiko yang diambil. Tentu saja bukan berarti melangkah tanpa perhitungan yang matang. Satu rahasia orang-orang yang telah sukses, seperti yang mereka ungkapkan, adalah bahwa mereka sering mengambil risiko dalam bertindak.

Lantas, mengapa sebagian orang enggan untuk mengambil risiko? Jawabannya sederhana. Mereka takut gagal, berpikir tak dapat melakukannya, atau merasa belum mahir dan berbakat. Keberanian mengambil risiko, sesungguhnya lebih menunjukkan kepada karakter dan mental seseorang. Bukan pada besar kecilnya risiko yang dihadapi. Kualitas seseorang tidak ditentukan dari peristiwa yang datang menghampirinya, tapi dari respon yang ia berikan dari peristiwanya itu sendiri.

Jadi, bila kita ragu untuk melangkah karena tidak tahu apa yang akan menghadang langkah kita nantinya, beranilah untuk mengambil risiko. Beranilah untuk mengambil kesempatan yang datang demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik. Toh, kita tidak akan tahu apakah kita sanggup menghadapinya atau tidak, sebelum kita benar-benar mengalaminya.

Namun, sekali lagi diingatkan, berani mengambil risiko bukan berarti melakukan tindakan gegabah. Hanya karena sebagai orang berhasil menggapai kesuksesan karena tidak takut akan risiko, kita tetap harus melakukan persiapan dan pertimbangan yang matang. Agar apabila suatu saat risiko yang kita takutkan itu benar-benar terjadi, kita dapat melewatinya dengan baik. Begitulah bila kita ingin sukses dalam segala hal, kita akan selalu dihadapi dengan risiko. Risiko sangat berkaitan dengan rasa takut-takut akan timbulnya kekacauan, takut akan penilaian orang lain yang menghakimi, dan takut akan hal-hal tak terduga yang menunggu di depan sana. Hadapi rasa takut itu dan jadikanlah rasa takut sebagai motivator!

Tanpa kita sadari, banyak sekali keuntungan yang dapat kita ambil bila kita berani mengambil dan menghadapi risiko. Bila kita melakukan kesalahan, otomatis kita akan lebih bijaksana ke depannya. Bila kita sukses, kita akan belajar dan tahu besarnya kapabilitas dan potensi yang kita miliki. Dalam hal karier, saat kita berani mengambil risiko, maka hal itu akan mengantar kita menjadi seorang pemimpin dan inovator. Kunci dari semua yang telah disebutkan di atas adalah, menjadi a smart risk taker- seorang pengambil risiko yang cerdas!


Berikut ada enam cara yang ditulis oleh Beth Banks, PhD-seorang ahli di bidang leadership development, yang bisa mengantar kita menjadi salah satunya.

Percaya pada insting

Jangan menunggu sampai suatu petunjuk nyata datang kepada kita, baru mengambil keputusan, karena bisa saja petunjuk itu datang terlalu telat atau malah tidak datang sama sekali. Kalaupun ada petunjuk yang sangat baik, bukan hanya kita saja yang mengetahuinya, tetapi juga orang lain yang mungkin memiliki tujuan yang sama. Saat ide brilian menghampiri, jangan banyak membuang waktu, langsung realisasikan dan kerjakan saat itu juga! Percaya pada apa kata hati.


Jangan takut untuk meminta bantuan

Bila memang kita sedang menghadapi suatu hal yang memang kita kurang pahami, sedangkan sesuatu itu bisa membawa kemajuan besar menuju apa yang kita ingin capai, jangan ragu untuk meminta bantuan kepada yang lebih ahli. Bila kita terus terjebak dalam rasa takut akan risiko-takut bila meminta bantuan kepada orang lain, maka kemampuan kita akan diremehkan, maka kita tidak akan pernah bisa maju.


Lepaskan energi positif

Rasa takut, stres, dan ketidakpastian bisa kita jadikan "teman", bukan musuh yang harus dihindari, asalkan kita memperlakukannya sebagai motivasi, bukan sebagai penghalang. Biasakan untuk menolelir perasaan-perasaan itu. Selalu ingatkan kepada diri sendiri, bahwa kemajuan tidak akan datang bila kita tidak melangkah maju ke keadaan yang penuh ketidakpastian.


Antisipasi dan tindakan

Tidak membuat suatu keputusan sebenarnya adalah sebuah keputusan, yang buruk tentunya. Berpikirlah seperti seorang atlet, dan belajar untuk menempatkan diri bahwa aksi dan tindakan diperlukan untuk mencapai suatu prestasi.


Belajar dari Kegagalan

Pelajaran yang paling berharga dalam hidup kita adalah apa yang dihasilkan dari sebuah kegagalan. Orang-orang bisa menjadi sangat pemaaf bila kita benar-benar sudah melakukan yang terbaik dan bersikap penuh dengan integritas.


Realistis

Memang, terkadang ide-ide dan mimpi yang superfantastis akan terlihat sangat bagus di atas kertas, tetapi kenyataan tidak semudah menulis di atas selembar kertas. Saat kita sudah merasa siap untuk mengambil risiko, pikirkan tentang alasan yang masuk akal mengapa kita akan melakukannya.

Ada beberapa halangan yang bisa membuat kita mengurungkan niat untuk menjadi seorang pengambil risiko. Mungkin, dengan mengetahui apa saja halangan/perasaan itu, kita bisa jadi lebih siap dan tidak berubah pikiran untuk melangkah maju demi mencapai apa yang kita inginkan, walaupun ada risiko yang menghadang!

-Rasa takut akan penolakan

-Takut tidak mendapatkan persetujuan

-Perasaan bersalah

-Keinginan untuk selalu benar

-Ketidakpastian

-Rasa takut diremehkan

-Menghindari konflik

-Takut akan kegagalan

-"Bermain" aman

-Takut akan menyakiti orang lain.