Selasa, 23 April 2013

Tips : Bagaimana memilih lokasi usaha/toko ?

Pertanyaan2 seperti hampir sering di sampaikan ke saya baik ngobrol, chating ataupun via email. Memang utk sebagian orang yang sudah lama menekuni usaha retail terutama, pemilihan lokasi mungkin bukan hal yang terlalu sulit, akan tetapi buat yang baru mau terjun pertama kali membuka toko biasanya pemilihan lokasi akan sangat hati2 penuh pertimbangan, ragu bahkan saking lamanya berpikir, tiba2 malah keduluan di ambil orang atau bahkan mungkin kalah duluan dengan pesaing kita :-)

Bagaimana sih sebaiknya memilih lokasi toko/distro, faktor2 apa saja yang perlu di perhatikan dalam menentukan lokasi toko. Pengalaman saya sendiri pribadi dalam menentukan lokasi distro,tidak semua tepat, ada yang salah bahkan ada juga dalam waktu 8 bulan ada yang langsung saya tutup karena sepi pengunjung :-( .

1. Dekat dengan target market.
Pastikan siapa target market produk anda, apakah utk kalangan tertentu, umur tertentu
Atau mungkin lebih spesifik lagi. Satu nilai tambah untuk toko anda, bisa menjangkau market lebih dekat, sehingga customer lebih mudah untuk mengunjungi,lebih hemat waktu serta biaya bagi customer.

2. Gampang terlihat ( viewable )

Bisnis retail, apalagi distro fashion lokasi yg strategis dan gampang di lihat, akan sangat memudahkan menarik customer dan meminimalisir biaya promosi (pengenalan lokasi misalnya)
Apalagi ditambah dengan papan nama/signage yg mencolok, unik sekaligus eye catching.

3. Traffic

Arus lalu lalang orang atau kendaraan.. Untuk konsep toko atau distro yang menganut konsep Independent Store. ( Berdiri sendiri di luar komplek pertokoan, pusat perbelanjaan, mall ). Kepadatan traffic akan berpengaruh terhadap pengunjung toko.

4. Akses

Penting juga di perhatikan arus lalu lintas apakah satu arah atau dua arah, apakah letak toko kita ada pada sisi arah orang pulang beraktifitas atau arah berangkat orang beraktifitas. Bagaimana customer mudah mengakses menuju toko kita, apakah ada median jalan sehingga perlu memutar balik apabila menggunakan kendaraan.

5. Sharing area atau monopoli area

Pertimbangan pemilihan lokasi seperti ini, sama sama mempunyai resiko.

Sharing area :

Adalah lokasi yang kita pilh dengan alasan di lokasi tersebut sudah ada toko sejenis atau kompetitor, otomatis resiko memilih .lokasi seperti ini kita sudah siap utk berkompetisi dalam segala hal. Akan tetapi keuntungannya kita masuk di area yang sudah pasti ada market,tidak perlu mensurvei lagi, selain itu kita tidak perlu mengedukasi pasar lagi.

Monopoli area :

Kita memilih lokasi yang benar2 belum ada pesaing, dengan resiko kita harus mengeluarkan biaya ektra utk mempromosikan toko kita, perlu effort waktu dan biaya. Akan tetapi karena kita sendiri ada di area tersebut, maka kita akan lebih leluasa utk menetapkan harga, menikmati margin karena relatif tidak ada kompetitor.

6. Biaya sewa

Lokasi toko yang strategis otomatis mempunyai harga sewa yang tinggi.
Bagaimana kalau selisih harganya dengan lokasi lain yang kurang strategis cukup besar ?? Sepanjang selisih harganya masih tercover dengan potensi yang akan di dapat, lebih baik memang memilih tempat yang strategis walaupun harga akuisisinya lebih mahal.

7. Legalitas

Aspek legal wajib diperhatikan, jangan sampai mengabaikan hal ini, terlalu beresiko apabila kita sudah memutuskan memilih lokasi tetapi di kemudian hari bermasalah secara dalam hal perijinan, regulasi kawasan serta lingkungan sekitar.

8. Lingkungan sekitar

Jenis usaha di kanan kiri toko kita akan sedikit berpengaruh terhadap image dan tidak langsung mempengaruhi minat kunjungan customer. Contoh : distro akan lebih cocok di deretan usaha warnet, game, cafe terlalu memaksakan diri apabila samping distro ada bengkel motor, toko bangunan :-(


Terlepas dari hal hal tersebut di atas, faktor insting bisnis sedikit banyak akan sangat berpengaruh dalam hal memilih lokasi tempat usaha/toko. Semakin kita sering menjalaninya akan semakin mudah kita untuk memilih lokasi mana yang paling cocok, sehingga meminimalisir kerugian investasi di kemudian hari.

Selamat hunting lokasi !




Oleh: Try Atmojo
Owner: www.raxzel.com

8 Hal Penyebab Utama Gagalnya Start Up Bisnis

Saya punya seorang teman yang sudah lama saya kenal, teman saya satu ini, sebelumnya sudah cukup lama bekerja di sebuah Perusahaan besar . Kalau melihat dari kegigihan, pengalaman, pendidikan, network dan ekpertisenya sudah tidak di ragukan lagi pokoknya .

Sebelum akhirnya dia memutuskan untuk berhenti dan mulai membangun bisnis sendiri . Sebetulnya waktu itu bidang bisnis yang di pilih sudah cukup tepat menurut pengamatan saya, malah terus berkembang, tetapi entah kenapa pada akhirnya terpaksa di tutup .

Terakhir, selalu pada saat kita lama tidak ketemu , selalu berganti jenis bisnisnya, dari mulai jaman wartel, counter hp, biro jasa , laundry , fotokopi + ATK dll .

Memang biasanya bisnis yang lagi mulai, pada awal berdirinya akan banyak menemui hal 2 umum seperti ini :

  1. Belum adanya penjualan yang berakibat aliran cashflownya tersendat
  2. Beban pengeluaran yang sudah pasti ( fixed cost )
  3. Masih terus mencari basis pelanggan yang tepat
  4. Pemilik yang masih terpaksa in-charge dalam operasional day per day, yang berakibat “melupakan “ inovasi serta strategi marketing
  5. Kurangnya dana cadangan untuk mencover biaya operasional tahap awal
  6. Kurangnya skill & pengetahuan tentang strategi bisnis si pemilik atau kurangnya pengetahuan tentang ciri khas kelemahan dari masing masing jenis / type bisnis ( critical point )
  7. Lemahnya Attitude serta karakter si pemilik dalam me-manage bisnisnya hubungannyadengan semua stake holder yang terkait ( Pelanggan, Suplier, Perbankan , Karyawan dll )
  8. Kurangnya disiplin, komitmen, persistensi, usaha & doa dalam membangun bisnis .

Hampir semua bisnis pada awalnya pasti akan mengalami masa-masa sulit seperti tersebut di atas, tinggal bagaimana kita sebagai pemilik untuk peka & menguasai point point kritis tersebut. Di dalam prosesnya , kita boleh boleh saja merubah “ Strategi “ tanpa perlu merubah, fokus dan target bisnis kita .


Salam sukses



Try Atmojo
Owner : www.raxzel.com

Jadi Investor

Oleh: Try Atmojo - UKMSukses.com


“Investor” sebutan yang keren, ya. Mungkin hampir sebagian orang sebetulnya adalah investor. Kita nabung di bank pada hakekatnya adalah investor. Cuma investasi tipe ini sangat kecil return-nya. Rata-rata hanya 3% per tahun, selalu kalah tergerus oleh inflasi yang rata-rata 6 % (y.o.y)

Lalu apa sih yang mesti kita tahu untuk menjadi investor ? Banyak teman saya yang sampai saat ini sudah kapok dan alergi kalau mendengar kata-kata “ investasi “ disebabkan beberapa pengalaman mereka yang tergiur dengan janji2 muluk imbal hasilnya tau-tau malah habis uangnya.

Tapi ada juga teman yang selalu bersemangat jika diajak diskusi atau ada tawaran untuk berinvestasi, karena mereka sudah tahu mana investasi yang aman, dan mana yang “bodong.”

1. Tetapkan tujuan investasi
Sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi, pastikan dulu apa sebetulnya TUJUAN UTAMA kita untuk investasi. Jangan hanya ikut-ikutan. Pada umumnya tujuan kita berinvestasi adalah untuk:
  • Persiapan masa tua
    Biasanya makin tua usia, makin tidak produktif dan semakin besar cost untuk menjaga kesehatan. Masih mending kalau yang mempunyai tunjangan pensiun. Lha kalau wiraswasta? Berarti kita harus persiapkan sendiri rencana dana pensiunnya.
  • Meningkatkan pendapatan
    Mengembang-biakkan dana untuk berbagai kebutuhan atau mem-back up kebutuhan dan perkembangan bisnis.
  • Persiapan dana pendidikan
    Dana pendidikan terus mengalami kenaikan seiring dengan besarnya inflasi. Kita mesti jeli menghitung “present value” dengan “future value.” Bahkan kalau dihitung-hitung, dengan kita hidup di Indonesia, hampir sebagian besar pendapatan kita tersedot untuk : biaya kesehatan, pendidikan, biaya hidup.

2. Menentukan rencana investasi

Buat rencana bentuk investasi yang paling cocok buat Anda, dari mulai tujuan, target pencapaian serta resiko apa saja yang siap diambil. Semakin detail Anda merencanakan, akan semakin mudah untuk mengelolanya.

3. Tipe apa Anda ?
Setiap orang berbeda-beda dalam memilih investasi, apakah kita cenderung agresif, atau konvensional? Pilihan tersebut selalu terkait dengan besaran resiko yang siap kita hadapi, apabila terjadi sesuatu hal.

4. Menentukan produk investasi
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi produk investasi apa yang akan digunakan dengan melihat potensi hasil dan resiko dari setiap produk investasi yang akan digunakan. Kumpulkan semua informasinya terlebih dahulu, pelajari dengan seksama produk investasi tersebut. Berhati-hatilah dalam memilih produk investasi, karena ini penting dalam kesuksesan investasi Anda.

5. Diversifikasi
Untuk mencapai berbagai tujuan investasi, investor membangun sebuah portofolio yang berisi berbagai produk investasi. Diversifikasi adalah kunci dalam menyusun portofolio agar hasil yang diperoleh maksimal namun memiliki resiko yang minimal. Jika ada produk investasi yang turun, harus ada produk investai lain yang naik. Berinvestasilah di berbagai jenis investasi dan banyak jangka waktu.

6. Mengelola portofolio
Keberhasilan dalam mengelola portofolio bukan dilihat dari hasil yang diperoleh, namun dari cara orang tersebut mengendalikan resiko. Jika portofolio yang telah disusun hasilnya bergeser dari tujuan awal, ubahlah isi portofolio Anda agar tetap konsisten dalam tujuan investasi. Pastikan Anda memiliki alasan yang tepat dalam melakukan penjualan atau pembelian.

Jika ada yang bertanya kapan saat yang tepat untuk memulai berinvestasi, jawabannya adalah sekarang.


Selamat datang Investor !

Cara orang kaya berbelanja…

Oleh: Andi Sufariyanto - UKMSukses.com


Di buku yang barusan saya baca Increasing Your Financial IQ, karangan Robert T. Kiyosaki. Ada hal yang menarik. Pada saat itu diceritakan bahwa Kiyosaki berniat untuk membeli mobil Roll Royce / Bentley seharga $180.000 (saya lupa persisnya).

Menariknya…yang dia lakukan pada saat itu adalah menelepon broker perdagangan komoditinya (Kiyosaki berinvestasi di komoditi perak, kalo di sini sih sama dengan perdagangan loco untuk komoditi emas) dan meminta broker tersebut untuk menghasilkan uang sebesar $180.000 dari perdagangan komoditi tersebut.

Akhirnya nominal tersebut tercapai dalam jangka waktu 8-9 bulan (saya lupa lagi persisnya :-) ) Setelah diperoleh, barulah Kiyosaki kemudian membeli mobil Roll Roycenya

Pelajaran yang saya ambil :

1. Orang kaya (yang cerdas) membeli semua barang konsumtifnya dari apa yang dihasilkan oleh aset-asetnya (paper asset, properti ataupun bisnis) dan berupa pasive income.

2. Walaupun kaya, mereka berani untuk menunda keinginan mereka tanpa harus hidup di bawah standar pendapatan mereka. Jadi kalo mau beli mobil mewah, ya beli aja. Tapi pikirkan dengan bijak bagaimana proses pembeliannya

3. Dengan memaksa aset mereka yang bekerja untuk mereka, maka gaya hidup mereka sama sekali tidak mempengaruhi ataupun mengurangi jumlah aset yang mereka punyai. Makanya sekarang bisa dilihat yang kaya akan bertambah kaya. Bukan karena mereka memiliki banyak uang, tapi karena mereka memiliki kecerdasan finansial

4. Semakin tinggi investasi otak kita…Insya Allah hidup akan semakin lebih mudah

Kejadian di kita sekarang (dan saya beberapa kali mengalaminya) adalah membelanjakan kebutuhan konsumtif dari active income, baik itu dari gaji bagi yang masih jadi karyawan, ataupun dari pendapatan usaha yg sifatnya masih self employee.

Bukannya diharamkan apabila kita saat ini menggunakan active income untuk kebutuhan konsumtif, akan tetapi harus punya target….sampai kapan ??? (sebagai bahan renungan bersama…)

Earn – Save – Spend, Kebiasaan Orang Kaya

Oleh: Roni Yuzirman - UKMSukses.com


Kebiasaan akan membentuk karakter kita. Setuju? Harus setuju. Soalnya kata-kata ini saya dapat dari Stephen Covey. Kalau nggak setuju, silakan protes ke Covey.

Saya nggak mau ngomongin soal Stephen Covey. Justru saya mau sharing mengenai kebiasaan orang kaya yang saya dapat dari buku yang lagi getol saya baca saat ini; Secrets of Self-Made Millionaire dari Adam Khoo.

Sebenarnya kebiasaan ini sudah sering diulas oleh Robert Kiyosaki. Tapi Adam Khoo membahasnya lagi dengan lebih jelas dan enak dibaca. Straight to the point, nggak berputar-putar dan membingungkan seperti Kiyosaki.

Jadi, orang kaya itu menghabiskan uangnya (spend) dari penghasilan yang diperolehnya dari investasi atau savingnya, bukan dari penghasilan bulanan. Ini jelas beda dengan kebanyakan orang kelas menengah atau golongan miskin.

Golongan miskin, jelas tidak punya pilihan. Setelah earn, langsung spend untuk kebutuhan sehari-harinya. Tidak ada peluang baginya untuk investasi atau pun saving. Mereka hidup untuk survival aja. Tidak punya pilihan.

Golongan menengah, seperti kebanyakan kita punya kebiasaan earn – spend – save. Memang ada saving,tapi itu cuma sedikit, setelah dipotong habis oleh spend-nya yang besar. Jadi, sama aja. Dia nggak ke mana-mana. Berputar-putar di situ-situ aja, seperti rat-race yang diistilahkan Kiyosaki. Nah, kebanyakan dari golongan ini berupaya keras untuk menambah penghasilannya. Tebak, apa yang mereka lakukan? Ya, bekerja lebih keras, lembur, cari sampingan. Tapi, tetap aja, kalau kebiasaannya masih seperti itu, ya tetap ada nggak keluar dari rat race.

Orang kaya punya kebiasaan yang jauh berbeda dibandingkan dua gologan yang saya sebutkan di atas. Orang kaya tidak menghabiskan uang yang baru didapatnya. Mereka memilih untuk memutarkannya dulu sebagai investasi yang menghasilkan aset yang memberikan passive income baginya. Kemudian hasil passive income itulah yang di-spend. As simple as that. Makanya orang kaya makin kaya karena ini.

Saya yakin pembaca sudah banyak yang mengetahui konsep ini dari Robert Kiyosaki. Tapi, apakah hal ini sudah kita praktekkan? Itulah masalahnya. Tulisan ini sekaligus self-critic buat saya pribadi. Saya pun belum disiplin menerapkan hal ini. Maka dari itu, saya menuliskan ini sekaligus untuk diri saya pribadi.

Senin, 22 April 2013

Sekilas Mengenai Sistem Waralaba

Oleh: Ferdias Ramadoni - UKMSukses.com


Beberapa waktu lalu saya diberi kesempatan untuk mengikuti acara bertajuk “Bimbingan Teknis Persiapan Waralaba” yang diselenggarakan oleh Kementerian Negara Koperasi dan UKM RI. Kesempatan ini datang dari komunitas TDA Depok yang informasinya saya dapatkan di milis. Sebenarnya sudah kurang lebih dua tahun belakangan saya cukup penasaran dengan bisnis sistem waralaba ini atau yang lebih kita kenal sebagai franchise.

Ada dua materi yang saya dapatkan di acara tersebut. Pertama, tentang bimbingan teknis waralaba dan kedua, persiapan legalisasi yang diperlukan untuk memiliki usaha waralaba. Materi pertama tentang bimbingan teknis disampaikan oleh Burang Riyadi, MBA yang cukup dikenal sebagai pakar bisnis franchise dari kantor konsultan International Franchise Business Management (IFBM), sedangkan materi yang kedua disampaikan oleh Carlo T. Maruhum, SH yang merupakan konsultan dari EMP Partnership. Acara ini bertempat di Hotel Bintang yang ada di bilangan Jakarta Pusat.

Menurut Burang Riyadi, waralaba adalah duplikasi usaha yang SUDAH SUKSES, untuk dimiliki dan dijalankan oleh orang lain. Sengaja saya berikan caps lock di tulisan “sudah sukses” karena ini merupakan syarat utama dari bisnis waralaba. Memang agak sulit menentukan sukses tidaknya sebuah usaha, namun yang paling sederhana adalah melihat bahwa usaha tersebut sudah terbukti mencapai BEP dan memiliki keuntungan per bulan yang cukup memuaskan. Berikut adalah beberapa istilah dalam waralaba/franchise:
  • Franchisor:
    Pemberi franchise
  • Franchisee:
    Penerima franchise
  • Master Franchising:
    Pemberian hak kepada penerima franchise untuk suatu wilayah khusus secara eksklusif. Berikut hak kepada penerima untuk mensub-franchise-kan usahanya di wilayah tersebut.
  • Franchise fee:
    Biaya pembelian hak franchise untuk jangka waktu tertentu
  • Royalti fee:
    Biaya kontribusi yang diberikan oleh franchisee kepada  franchisor secara periodik
  • Advertising fee:
    Biaya kontribusi yang diberikan oleh franchisee kepada franchisor sebagai kontribusi melakukan kegiatan promosi yang bersifat nasional.
Seperti bisnis-bisnis kebanyakan di dunia ini, sistem waralaba juga memiliki keunggulan dan kekurangan. Keunggulan sistem waralaba adalah :

Sebagai franchisee (penerima waralaba)
  1. Memperoleh program pelatihan yang terstruktur dari franchisor
  2. Mendapat bantuan manajemen secara terus menerus
  3. Mendapat keuntungan dari kegiatan operasional dibawah nama dagang yang telah mapan.
  4. Membutuhkan modal yang lebih kecil.
  5. Resiko bisnis relatif kecil.
  6. Memperoleh dukungan riset dan pengembangan dari franchisor.
  7. Mendapatkan akses kepada sumber-sumber pembiayaan.
  8. Pendampingan dalam memilih lokasi yang strategis.
  9. Dapat melakukan promosi bersama outlet lainnya.
Sebagai franchisor (pemberi waralaba):
  1. Perluasan usaha cepat berkembang.
  2. Modal pengembangan usaha relatif sedikit.
  3. Tingkat pengembalian investasi tinggi, karena adanya:
    • Franchise fee
    • Royalty fee
    • Advertising fee
    • Merchandising
    • dll
  4. Kekuatan pemasaran tinggi, karena memiliki cabang yang lebih banyak.
Sedangkan beberapa kerugian umum (dari pihak franchisee) di sistem waralaba ini adalah :
  1. Adanya keharusan membayar royalty fee kepada franchisor untuk penggunaan sistem waralaba.
  2. Kemungkinan kerjasama dan kualitas dukungan franchisor yang tidak konsisten sesuai kontrak kerjasama.
  3. Ketergantungan yang besar kepada franchisor sehingga menjadi kurang mandiri.
  4. Reputasi dan citra bisnis yang diwaralabakan menurun di luar kontrol franchisor dan franchisee.
Lalu timbul pertanyaan, apakah semua jenis usaha bisa menggunakan sistem waralaba seperti ini? Silahkan disimak beberapa ketentuan umum bisnis seperti apa yang bisa diwaralabakan:
  • Bisnisnya bisa distandarkan (bentuk, desain, cara operasional, bahan baku,dll)
  • Memiliki keunikan (berbeda dari kompetitor, tidak mudah ditiru, dan memberikan nilai tambah untuk penjualan)
  • Transferable dan transparan (dapat diajarkan dan mampu bersifat terbuka)
  • Terbukti sudah berhasil dijalankan.
  • Marginnya cukup besar untuk berbagi royalty.
  • Bahan bakunya bisa disediakan di berbagai lokasi.
  • Prospek bisnisnya cukup besar untuk jangka panjang.
Dari segi legalitas, berikut tahapan-tahapan yang perlu dilakukan oleh pemilik usaha agar usahanya dapat diwaralabakan kepada orang lain secara legal:
  • Mendirikan badan usaha
  • Pendaftaran merek
  • Mempersiapkan prospektus (dokumen penjelasan mengenai fakta-fakta terkait bisnis yang ditawarkan)
  • Mendaftarkan prospektus ke Kementrian Perdagangan-Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Pada akhir proses ini akan diterbitkan STPW (Surat Tanda Pendaftaran Waralaba)
  • Membuat sistem yang terstandar lengkap dengan manualnya secara tertulis
  • Mempersiapkan rancangan kontrak waralaba (tentunya dalam bahasa Indonesia dan merujuk pada hukum di Indonesia)
Kira-kira inilah beberapa hal yang saya dapatkan ketika mengikuti acara bimbingan teknis ini.

5 Kriteria Bisnis Online yang Menguntungkan

Oleh: Iim Rusyamsi - UKMSukses.com



Pada kesempatan memberikan pelatihan di acara “Pelatihan Persiapan Pensiun” para karyawan FIF (Astra Group), 25 November 2010 di Menara FIF, Jalan TB Simatupang yang diselenggarakan oleh Adora Learning Center, perusahaan yang saya miliki juga. Saya memberikan sesi tentang Bisnis Online.

Sebagian dari peserta banyak yang belum begitu optimal dalam menggunakan internet untuk pemasaran dan bisnis. Saya memberikan beberapa tips dan hal-hal mudah yang mereka bisa lakukan sebagai peluang bisnis/penambahan income pada saat mereka pensiun.

Beberapa tips yang saya berikan adalah 5 kriteria bisnis online yang dapat dilakukan di rumah :

1. Bentuk barang atau jasa yang mempunyai permintaan yang tinggi

Mempunyai permintaan/demand yang tinggi pada barang atau jasa yang kita tawarkan pada pelanggan. Kita melihat beberapa peluang yang daya beli dan kebutuhan pelanggan meningkat maka tidak ada salahnya kita ciptakan suatu produk untuk dijual.

2. Disarankan memilih barang yang tidak ada inventory

Contohnya, ada suatu toko online komputer dengan brand ternama tetapi pada saat pelanggan ingin memilih suatu produk, toko online komputer tersebut hanya mengambil pada pemasok. Karena yang ditawarkan hanya pelayanan dan jasa saja. Sebagai pemula, ini salah satu cara yang aman untuk menjajaki seberapa besar suatu pasar pada nilai suatu barang

3. Dibutuhkan juga oleh negara lain (Global)

Ada baiknya jika memilih suatu produk yang akan dipasarkan, tidak hanya pada titik penjualan secara lokal saja tetapi sektor pasar luar negeri juga membutuhkan. Contoh nyata bisa saja pada penjualan baju muslim, jilbab, atau kreasi handmade.

4. Margin yang didapat tinggi

Apabila kita bisa menjual kepercayaan pada pelanggan, melayani sepenuh hati, jujur dan dapat mendefinisikan produk yang akan dijual maka pelanggan akan kembali pada kita. Pelanggan akan royal dan tidak akan mempermasalahkan suatu harga apabila kita bisa menjamin apa yang menjadi kepuasan pelanggan itu sendiri.

5. Mulai dari modal seminim mungkin

Dengan sistem penjualan online, maka pengeluaran seperti biaya tempat, pegawai, listrik, dll tidak akan membuat Anda pusing karena hanya memerlukan modal yang sedikit saja. Mulailah dari yang kecil untuk menciptakan produk yang unik sehingga bisa menghasilkan income yang besar.

Kaya Adalah Menciptakan Passive Income

Tung Desem Waringin - detikfinance


Kekayaan adalah kemampuan untuk terus bertahan dengan gaya hidup yang ada tanpa harus bekerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Galluo Internasional menunjukan bahwa rata-rata eksekutif ibukota & Negara Asia yang kaya mampu bertahan 90 hari dengan gaya hidup yang telah ada walaupun besok mereka berhenti bekerja. Setelah 90 hari mereka harus mulai menjual asset atau berhutang.

Kaya adalah relatif. Sebagian orang merasa kaya ketika mempunyai uang Rp 10 juta. Sebagian orang merasa tidak kaya walaupun sudah memiliki uang Rp 10 miliar. Menurut majalah Forbes, kaya adalah orang yang mempunyai penghasilan US$ 1 juta ke atas setahunnya.

Sedangkan menurut Robert T.Kiyosaki yang mengutip dari gurunya Buckminster Fuller bahwa kaya adalah bukan berapa besar active income Anda, melainkan kaya adalah passive income yang lebih besar dari biaya hidup.

Yang dimaksud passive income di sini adalah uang yang masuk tanpa harus berkerja. Sebagai perbandingan : Mike Tyson, dia menghasilkan US$ 300 juta sewaktu bertinju, tapi kini bangkrut dan masih berhutang US$ 35 juta. Maka sebenarnya Mike Tyson bukan termasuk kaya dan termasuk pula dalam kategori orang yang bukan kaya adalah orang yang penghasilan US$ 1 juta/tahun namun pengeluarnya US$ 1,23 juta/tahun.

Pertanyaan penting kali ini adalah:

1.Bila besok Anda berhenti bekerja, berapa lama Anda akan dapat bertahan hidup dengan gaya hidup Anda yang sekarang tanpa harus menjual asset-asset yang Anda miliki?
2.Lalu bagaimana kita bisa kaya menurut versi Robert T.Kiyasaki di mana passive income lebih besar dari biaya hidup?

Jadi, sebetulnya menurut Robert T.Kiyosaki, kaya adalah bagaimana menciptakan passive income lebih besar dari biaya hidup. Cara membuat passive income:


  • Royalti dari hak cipta
  • Rumah yang disewakan/dikontrakan
  • Saham-saham yang menghasilkan dividen
  • Usaha-usaha yang dihasilkan

Semoga Bermanfaat. Saya Tung Desem Waringin mengucapkan Salam Dahsyat.

Gratiskan Jualan Anda !

 Oleh: Fauzi Rachmanto - UKMSukses.com


“Cara jualan kamu kuno!” demikian kata seorang pengusaha senior kepada saya ketika kami sedang berbuka puasa bersama bulan Ramadan lalu. Saya tergagap. Wah, baru kali ini ada yang mengatakan demikian tentang model bisnis saya. Tapi berhubung beliau jauh … jauh … jauh … lebih berpengalaman dibanding saya, dengan usaha yang skalanya ratusan kali lipat usaha saya, saya tidak punya pilihan lain selain mendengar kritikan beliau. Saya menahan nafas menunggu kalimat beliau berikutnya.

Beliau menambahkan, “Kalau kamu bisnis IT, nyuruh pelanggan beli produk, itu bisnis jaman dulu.”
Saya mulai paham. Karena beberapa pelanggan saya ada yang memang menggunakan pola pembayaran bulanan atau sewa. Tidak mau kalah saya langsung berkomentar, “Kalau sewa atau bayar biaya bulanan bagaimana Pak?”

Beliau menjawab, “Itu lebih baik. Tapi itu sekarang juga sudah kuno!”

Nah ini bikin saya kaget lagi, “Yang gak kuno gimana dong Pak?”

“Yang gak kuno itu kalau pelanggan gak usah bayar !”

“Nyaris saya lompat dari kursi. Gratis? Musti bayar gaji karyawan dari mana?”

Beliau hanya tertawa-tawa, membuat saya makin penasaran.

Seolah “Law of Attraction” bekerja keras untuk saya. Dua minggu kemudian tanpa sengaja saya nemu buku baru karya salah satu penulis favorit saya Chris Anderson, judulnya “Free: The Future of Radical Price.” Ya, pengusaha senior tadi ternyata benar! Masa depan ternyata ada pada harga nol, alias gratis. Pelanggan gak usah bayar.

Semua serba gratis

Tidak dapat disangkal, virus gratis memang sudah menjalar kemana-mana. Kita sekarang bisa dengan mudah mengakses internet di mal melalui infrastruktur hot-spot gratis. Saya menggunakan laptop dengan OS Linux Ubuntu yang dibagi-bagikan gratis oleh Canonical, mengetik dengan word-processor OpenOffice yang disediakan gratis oleh Sun Microsystem, menggunakan browser Firefox yang gratis, menggunakan layanan email gratis dari Google, chatting gratis melalui Yahoo Messenger dan mengakses jaringan seperti Facebook secara gratis. Malah kalau online-nya di bandara, kopi yang menemani saya online pun gratis, komplimen dari lounge yang disponsori penerbit kartu kredit yg saya pakai. Chris Anderson malah mengetik seluruh isi bukunya melalui aplikasi Google Docs, word processing gratis yang disediakan online oleh Google.

Tunggu. Kenapa yang gratis hanya layanan-layanan yang terkait dengan internet? Oh tidak. Di luar itu Anda juga dengan mudah menemukan produk atau layanan gratis atau sangat murah. Memang tidak semua sudah tersedia di negara kita. Beberapa tahun lalu, kalau ingin pasang antena parabola di rumah, kita harus membayar cukup mahal. Sekarang antena parabola “dipinjamkan” oleh provider layanan siaran TV melalui satelit. Modem bisa kita peroleh gratis jika kita berlangganan broadband. Hampir semua penerbit kartu kredit sudah menggratiskan iuran tahunannya. Low cost airlines telah merevolusi dan mempelopori penjualan tiket pesawat terbang sangat murah atau bahkan gratis. Di negara-negara maju, daftar produk gratis ini semakin banyak. Anda dapat memiliki ponsel dengan gratis, tentu dengan kontrak berlangganan tertentu. Memiliki laptop gratis, dengan berlangganan akses broadband. Singkat kata semua ada versi gratis nya, bahkan mobil gratis pun ada. Kalau majalah gratis sudah sangat biasa, Di Tokyo, malah ada toko yang menyediakan 5 barang gratis untuk setiap pengunjungnya, mulai dari lilin, mie instan, sampai krim wajah.

Makan siang gratis memang (pernah) ada

Anda tentu pernah mendengar ungkapan “tidak ada makan siang gratis.” Ungkapan ini sebenarnya berasal dari jaman koboi di Amerika Serikat. Pada waktu itu banyak saloon, tempat nongkrong orang Amerika jaman dulu, yang menyediakan makan siang gratis untuk menarik pengunjung. Makan siangnya memang benar-benar gratis. Tapi pengunjung harus bayar mahal untuk yang lain-lain, seperti minuman, permainan kasino, sewa kamar, dsb.

Bagi-bagi produk gratis juga awalnya dilakukan oleh King Gillette, pencipta silet cukur pertama di dunia. Jaman dahulu pria bercukur dengan pisau cukur lipat yang tidak praktis, harus sering diasah, dsb. Ide menggunakan pisau cukur super tipis yang tidak perlu diasah tapi dibuang jika sudah tumpul adalah ide baru yang awalnya sulit dipahami. Gillette pun membagikan secara gratis sebagai marketing gimmick produk lain, dengan harapan pengguna baru yang menyukai ide ini selanjutnya akan membeli. Misalnya, bekerjasama dengan bank, pisau baru Gillette dijadikan bonus bagi pembuka rekening tabungan. Dan Gillette benar, lambat laun pisau cukur Gillette dikenal dan kemudian mendunia hingga hari ini.

Jell-O, dessert paling popular di Amerika juga awalnya sulit untuk dijual. Peter Cooper, penemu makanan dari gelatin ini kesulitan memperkenalkan produk barunya. Baru setelah produk ini dipasarkan oleh jenius pemasaran dan orator Francis Woodward, Jell-O menemukan tempatnya di pasar. Woodward bukan membagikan produk ini secara gratis. Namun mencetak dan membagikan buku resep gratis untuk memberi ide kepada calon pelanggan, bahwa Jell-O sangat praktis dan dapat disajikan dengan berbagai variasi. Woodward yang membeli lisensi Jell-O hanya seharga $450 sukses besar.

Dari kelangkaan menuju keberlimpahan
 
Model gratis ala saloon, Gillette, dan Jell-O adalah model-model gratis abad lalu yang hingga sekarang masih sering digunakan. Namun, abad 21 telah menciptakan model bisnis gratis baru. Model bisnis yang digerakkan oleh kemudahan dan teknologi.

Plastik pada awalnya dirancang sebagai produk eksklusif. Riset dan produksinya memerlukan biaya mahal. Plastik juga lebih kuat dan tahan lama dibanding kayu. Jadi sudah selayaknya produk dari plastik dijual mahal. Namun kita lihat hari ini, plastik demikian berlimpah ada dimana-mana. Plastik pada akhirnya menjadi komoditas yang berlimpah dan murah.

Barang elektronik modern tumbuh pesat setelah transistor ditemukan. Pada awalnya transistor adalah barang langka yang mahal. Tahun 1961 harga 1 buah transistor adalah $10. Kurang dari 10 tahun harganya sudah tinggal 1 sen. Dan hari ini, sebuah microchip yang setara dengan 2 milyar transistor hanya dijual $300, atau 0.000015 sen per transistor. Hal yang sama terjadi juga untuk kapasitas penyimpanan disk dan juga bandwidth, yang semakin lama semakin murah. Inilah yang kemudian memicu revolusi digital yang mengubah cara pandang pengusaha dalam mencari revenue.

Ketika sebuah produk telah menjadi komoditi yang “terlalu murah untuk dihargai,” maka kita tidak lagi bisa mengandalkan harga produk sebagai sumber revenue kita. Harga sangat terkait dengan kelangkaan, sementara yang kita hadapi adalah keberlimpahan.

Gratis? Dari mana uangnya?

Menjalankan usaha memang tetap harus berorientasi pada profit, yang sumbernya adalah revenue dikurangi cost. Model bisnis gratis pada dasarnya melakukan kreativitas pada sumber revenue, bukan menghilangkan revenue. Jika semula revenue semata dari harga jual, maka dengan prinsip keberlimpahan, kita coba mencari revenue dari sumber lain. Beberapa model bisnis yang ada adalah:

1. Subsidi silang langsung
Ini model generasi pertama. Revenue dari sumber lain memberikan subsidi silang untuk item yang sengaja dibuat lost. Misalnya, gratis ponsel tapi bayar talktime. Gratis antena parabola, bayar biaya langganan. Gratis software, bayar hardware. Dan sebagainya. Termasuk model bisnis yang digunakan Canonical yang membagikan OS Ubuntu Linux secara gratis. Software-nya memang gratis, tapi jika perusahaan kemudian butuh jasa konsultasi, training dan implementasi Ubuntu resmi dari Canonical, perusahaan tersebut harus membayar mahal.

2. Subsidi Pihak Ketiga

Ini model bisnis yang digunakan radio, TV dan majalah gratis. Pelanggan gratis tapi pemasang iklan bayar. Digunakan juga oleh penerbit kartu kredit yang menggratiskan iuran, tapi memberikan charge yang mahal ke merchant. Diskotik juga menjadi pelopor model ini melalui program “ladies night.” Gratis untuk pengunjung wanita tapi pengunjung pria membayar.

3. Freemium

Ini model yang sering digunakan perusahaan konsultan dan teknologi informasi. Gratis untuk versi yang generik tapi membayar untuk versi premium. Bisa juga divariasikan dengan modul. Untuk modul terbatas gratis, modul yang lebih lengkap bayar. Gratis untuk konsultasi awal, bayar untuk jasa konsultasi yang lebih lengkap. Gratis untuk overview seminar, bayar untuk training yang lebih lengkap.

4. Non-monetary

Ini yang 100% gratis. Jasa yang diberikan sama sekali gratis. Imbalan yang diterima penyedia jasa adalah perhatian dan reputasi. Dan dengan reputasi yang semakin meningkat, dikenal dimana-mana, banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendatangkan revenue. Musisi yang memberikan karyanya secara gratis dan memperoleh reputasi dan perhatian, dapat menghasilkan revenue dari konser-konser ataupun penjualan merchandise-nya.

Sebelum menggratiskan jualan Anda

Oke … oke, mungkin kedengarannya masih menakutkan untuk menggratiskan begitu saja jualan Anda. Memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum Anda menggratiskan jualan Anda:

Pertama: Sesuaikan dengan model bisnis yang ada sekarang


Anda harus analisa baik-baik dari mana sumber revenue Anda. Secara umum menggratiskan jualan Anda dimaksudkan untuk memperbesar revenue, bukan mengurangi revenue. Kalau Anda jualan baju dan membagi-bagikan begitu saja produk terbaru Anda, sulit dibayangkan untuk mendapat revenue yang lebih besar. Tapi jika Anda member subsidi pada aksesoris dan membagikan gratis sebagai gimmick untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak, jauh lebih masuk akal. Atau mungkin yang bisa digratiskan adalah katalog, newsletter atau buku kecil tentang bagaimana memanfaatkan produk Anda secara maksimal.

Kedua: Gratis akan efektif jika sifatnya massal

Libatkan crowd yang besar. Karena dengan biaya yang sudah ditetapkan, maka semakin besar pelanggan terlibat, biaya per pelanggan akan semakin kecil hingga nyaris nol. Membagikan software gratis kepada 100 orang atau 1 juta orang akan sangat berbeda. Maka Canonical dengan Ubuntu-nya rajin mengirim CD gratis. Dalam ekonomi digital eksistensi produk kita di pasar akan sangat tergantung pada atensi dan reputasi. Gratis adalah senjata untuk mencapai dua hal tersebut.
Dengan perasaan puas, aya menutup buka bersama dengan pengusaha senior yang saya ceritakan di awal tulisan ini. Beliau menceritakan dengan detil “resep rahasia” menggratiskan layanan IT beliau dan tetap memperoleh revenue dari tempat lain. Sebelum kami berpisah, beliau mengucapkan kalimat: “Oh ya, kalau semua sudah gratis, gratis pun jadi kuno. Harusnya pelanggan gak usah bayar, malah dibayar!” Waduh ….

Trik Mendapatkan Pelanggan yang Cocok

Fauzi Rachmanto - UKMSukses.com - detikfinance


Para pemilik usaha banyak yang mendapatkan profil pelanggan yang tidak sesuai dengan produk yang dijualnya. Misal saja, pemilik butik baju-baju pesta, yang banyak dikunjungi oleh calon pelanggan yang mencari t-shirt dan celana jeans.

Lalu bagaimana menyelaraskan profil pelanggan dengan produk atau jasa kita yang kita jual? Sehingga kita dapat memperbanyak pelanggan tipe ideal dan mengurangi yang tidak ideal di usaha kita. Caranya sebagai berikut:

Pertama: Tetapkan Kriteria Pelanggan ideal Anda

Jika Anda belum punya, buatlah. Pelanggan ideal yang seperti apa yang ingin Anda miliki? Kalau mereka individu, dari kelompok umur berapa? Apa profesinya? Berapa besar pendapatannya? Bagaimana mereka membelanjakan uangnya untuk produk Anda? Kalau mereka perusahaan, di industi apa mereka berkiprah? Seberapa besar asset-nya?

Berapa jumlah karyawannya? Bagaimana metode pembelian barang dan jasa mereka? Bagaimana mereka membayar Anda?

Kedua: Buat 'Kelompok Pelanggan' Anda

Sekarang, lihatlah existing customers database Anda. Lalu cocokkan dengan Kriteria Pelanggan Ideal yang sudah Anda buat. Misalnya saja Anda memiliki 5 kriteria Pelanggan Ideal, mungkin ada pelanggan yang dapat memenuhi ke-5 kriteria tadi, atau mungkin ada perusahaan yang hanya memenuhi 3 kriteria, 2 kriteria, dst. Dari sini Anda akan memiliki kelompok-kelompok pelanggan.

Misalnya kelompok pelanggan A (memenuhi 5 kriteria), kelompok B (memenuhi 4 kriteria), kelompok C (memenuhi 3 kriteria atau kurang). Ini hanya contoh, silakan gunakan kreativitas Anda sendiri.

Tujuannya adalah untuk mengetahui berapa banyak pelanggan ideal yang sudah Anda miliki. Apakah usaha Anda sudah menarik pelanggan ideal, atau malah kebanyakan pelanggan Anda ternyata bukanlah pelanggan ideal. Informasi ini menentukan langkah kita selanjutnya.

Ketiga: Undang Pelanggan Ideal Anda

Nah, kini saatnya “mengundang.” Pelajari dengan baik. Mengapa pelanggan ideal Anda membeli produk Anda. Apa yang sebenarnya mereka cari? Mengapa mereka memilih produk Anda?

Logikanya, jika ada pelanggan dengan kriteria seperti itu memilih produk Anda, di luar sana masih banyak lagi pelanggan seperti itu yang sedang haus akan produk Anda. Kepada merekalah kita akan memusatkan perhatian kita.

Langkah pertama dalam “mengundang” pelanggan ideal adalah dengan menyesuaikan cara komunikasi kita dengan mereka. Dan komunikasi mencakup komunikasi verbal dan non-verbal. Mulai dari tampilan toko, busana dan penampilan karyawan, hingga cara mereka berperilaku dan berbicara.

Keempat: Pelihara Pelanggan Ideal Anda

Pelanggan ideal Anda harus dipertahankan. Ciptakan program-program sesuai harapan mereka yang akan membuat mereka bertahan menjadi pelanggan. Seseorang dengan profil tertentu biasanya bergaul dengan orang-orang dengan profil yang sama. Sehingga pelanggan ideal Anda akan melakukan getok tular kehebatan produk Anda kepada pelanggan potensial, yang juga ideal.

Lalu bagaimana dengan “pelanggan tidak ideal” yang sudah terlanjur menjadi pelanggan kita. Apa dibuang saja? Hehehe … tidak perlu se-ekstrim itu. Berfokuslah pada pelanggan ideal maka jumlah pelanggan ideal akan bertambah, entah itu dari pelanggan baru, atau bisa jadi pelanggan lama yang ternyata berevolusi menjadi pelanggan ideal. Pelanggan tidak ideal mungkin akan rontok sendiri terkena seleksi alam.

Jumat, 19 April 2013

Video Blogger yang Usil

Oleh Tim AndrieWongso


Bagi Natalie Tyler Tran, Youtube adalah peluang. Dan ia tak main-main melakukannya kendatipun kalau melihat videonya seperti main-main. Lihat saja, sejak mulai meng-upload video pertamanya pada 12 September 2006, hingga kini ia sudah memiliki lebih dari 300 video di Youtube. Secara keseluruhan videonya dilihat sebanyak 460 jutaan kali dengan jumlah  subscriber lebih dari satu juta orang, yang tertinggi di Australia dan urutan kelima di dunia.

Apa yang ia dapat? Dengan mengikuti program YouTuber Partners ia menjadi partner berpenghasilan tinggi di website itu. Padahal awalnya dia bukan siapa-siapa, bukan artis atau ahli suatu bidang. Dia hanya seorang gadis yang ceriwis yang banyak bicara tentang segala hal dengan ungkapan-ungkapan humornya yang menggelitik.

Segala hal bisa ia bahas. Dari hal yang sepele hingga hal yang pelik. Misalnya, kerap seseorang ingin menunjukkan foto pada temannya yang disimpan di handphone -nya. Tapi karena terburu-buru, saat menyodorkan gadget itu yang ditunjukkan malah foto yang tak pantas diperlihatkan. Tran mencoba memberi tips agar hal seperti itu tak kejadian. Tipsnya biasa saja. Tetapi jadi lucu saat dibahas oleh Tran.

Di videonya ia berperan sendiri, bicara sendiri, dan menyutradarainya sendiri. Jika temanya harus diperankan berdua atau bertiga, ia akan berperan dua-tiga kali, tentu saja dengan pakaian berbeda sehingga tampak seperti dua atau tiga orang. Dan ia tak perlu tempat shooting yang jauh, cukup di kamarnya. Atau di dalam kabin mobilnya. Kemahirannya mengedit video membuat video-video itu menjadi penuh cerita, menarik, lucu, inspiratif, dan kadang memberikan solusi praktis. Pantas jika banyak yang menyukainya.

Tran lahir di Sydney, Australia, 24 Juli 1986, dari kedua orang tua Vietnam yang pindah ke Australia pada tahun 1981 untuk mencari penghidupan baru. Meski di Vietnam ayahnya adalah pengacara dan ibunya profesor, saat tiba di Sydney mereka harus memulai hidup dari bawah. Ayahnya menjadi tukang pos dan ibunya menjadi guru.Tran sendiri awalnya ingin mengikuti jejak ibunya menjadi guru. Karena itu selesai SMA ia melanjutkan sekolah ke pendidikan guru. Namun tak lama ganti haluan. Ia kemudian pindah ke University of New South Wales dengan mengambil program digital media.

Ia mulai meng-up-load videonya pada September 2006. Awalnya videonya banyak yang mencaci. Namun ia terus belajar. Menurutnya, ia menjadikan Youtube sebagai tempat menumpahkan hobinya bercerita. “Buat saya, semuanya mengenai storytelling, membuat orang tertawa, dan berbagi,” katanya.

Tak perlu satu tahun ia sudah terkenal dan menjadi bintang Youtube. Tahun 2009 ia dinominasikan sebagai pemenang “Best Youtube Channel or Personality” dan “Funniest Youtube Channel” dalam ajang Open Web Awards. Tahun 2010 perusahaan riset TubeMogul  menempatkan Tran di urutan ke-10 sebagai “Top Ten Earners from Youtube Advertising” dengan penghasilan sekitar Rp 1 miliar setahun. Itulah Natalie Tran yang memanfaatkan Youtube untuk menjadikannya seorang video blogger (vlog). Lebih dari itu, ia telah menjadi selebriti internet karena keusilannya.

Usaha Sampingan: Antar Jemput Anak Sekolah

Pagi hari, peluang apa yang bisa dilakukan karena kita punya aset mobil?

Sekedar berbagi ide.

Setiap tahun ajaran baru, orang tua sibuk memilih sekolah dengan kelebihan dan fasilitas yang dijanjikan, seperti layanan antar jemput sekolah. Kondisi ini membuka peluang bisnis bagi kita. Selain menguntungkan, bisnis ini mudah pengelolaannya, hanya dibutuhkan merawat mobil dan waktu yang cukup dua kali sehari yaitu berangkat dan pulang sekolah.

Waktu yang kita butuhkan adalah pagi hari sebelum pukul tujuh dan siang hari sekitar pukul setengah dua. Bisa dikelola sendiri, tetapi jika tidak, kita bisa menyewa seorang supir.


Siapa Konsumennya?

Target konsumen kita adalah siswa sekolah dasar sampai sekolah menengah umum.

Bagaimana Memulainya?

Jika kita sudah mempunyai mobil dengan jenis yang bisa muat banyak orang, kita bisa segera memulai bisnis ini. Dan apabila belum mempunyainya, kita bisa membeli baik bekas maupun baru.
Dalam menawarkan jasa kita, bisa menggunakan cara brosur yang disebarkan pada orang tua murid. Untuk menemui mereka, gunakan waktu tertentu, seperti penerimaan rapor dan penerimaan siswa baru. Harga yang kita tawarkan bervariasi tergantung jarak rumah masing-masing anak dengan sekolah, yaitu antara Rp. 150 ribu sampai Rp. 350 ribu per bulannya.

Adakah Hambatannya?

Kendala yang mungkin terjadi adalah memuaskan keinginan anak-anak pemakai jasa kita. Kalau kita atau supir yang kita gunakan kurang disukai anak-anak tersebut, bisa jadi mereka menginginkan jasa lain atau diantar sendiri oleh orang tua mereka.

Untuk mempermudah target pasar, kita bisa mempertimbangkan untuk bekerjasama dengan pihak sekolah. Syarat yang diberikan pihak sekolah biasanya tidak sulit . Cukup mempunyai mobil sendiri, mengisi formulir dan membayar fee per anak sekitar 2,5 % sampai 5 %. Untuk hal ini, pengelolaan dikoordinir oleh pihak sekolah untuk dibagi sesuai jumlah armada.

Tidak bisa kita lupakan adalah pelayanan kepada anak-anak pengguna jasa kita tersebut. Di antara yang bisa kita berikan adalah komunikasi yang baik, kebersihan mobil dan perawatannya, serta wewangian dan musik khas anak.

Jika pihak sekolah masih memerlukan armada lagi, kita harus menambah mobil kita dan menawarkan kembali kepada sekolah. Mendapat mobil ini bisa dengan cara kredit atau tunai, tergantung kondisi keuangan kita.


Credit: KampungWirausaha.com

5 Aturan yang Membuat Nama Brand atau Merek Anda Langsung Nancep!

Membuat sebuah nama brand yang bagus itu sangat penting. Nama brand atau merek adalah investasi awal yang sangat menentukan keberhasilan sebuah produk. Selain kualitas produk (konten) yang bagus, nama brand adalah kunci awalnya.

Begini, berapa banyak yang mampu membuat pizza lebih baik dan lebih enak dari pizza Hut? Banyak.

Tapi, silahkan lakukan survey sederhana, jika menyebut pizza, apa yang langsung terasisiasi dengannya? Pasti banyak yg bilang “PIZZA HUT”!!

Oke, berikut ini, inilah 5 aturan atau jurus yang membuat nama brand atau merek anda seperti memiliki ruh yang nancep dan nempel dengan baik di ingatan orang-orang.

1. Sesuai target pasarnya

Sesuaikan nama brand anda pasar yang anda bidik. Cari tau siapa mereka dan apa yang mereka sukai. Misalnya, jika anda ingin bikin salon dengan target: Perempuan Muda, Feminim, Fashion Trendy, Mid-Class.
Kira kira manakah nama salon yang paling cocok untuk itu: Salon JOKO, Salon LISA, atau Salon Angelina?

2. Terasosiasi oleh Differensiasi

Ini artinya adalah ketika mendengar merek anda, orang langsung ‘ngeh’ tentang perbedaan dan sesuatu yang spesial dari produk anda. Contohnya: “Oseng Mercon”, ini terasosiasi dengan pedas yang wuiihhh, meledak!!! Atau “Kaos Emas” orang akan terasosiasi dengan kaos hitam bertinta emas.

3. Usahakan hindari Singkatan Konsonan

Selain sukar diingat, singkatan konsonan juga sukar terasosiasi oleh produknya. “Yuk kita ke toko bunga DMC…!” Ternyata setelah sampai di sana berjejer toko bunga DCM, MDC, CMD….aduh..pusing deh. mana yang bener nih? Lalu bagaimana dengan HSBC, BCA? Nama singkatan HSBC dan BCA itu dibuat setelah bank tersebut terkenal dan besar. Dulunya tidak. Lagi pula, bisnisnya memang unik, produk yang tidak mudah ditiru oleh orang banyak. Berapa banyak sih yang punya kesempatan mendirikan bang semacam itu?

3a. Hindari Juga ANGKA

Hampir sama dengan singkatan konsonan, angka lebih sulit diingat dan juga tidak terasosiasi dengan produknya. Bakpia Patok 75,25,625,65: yang mana nih yang jadi pionir? Lha, Es Teler77 kok tetap nomor 1 ya? Iya, karena dia tidak punya saingan yang setara….

4. Bikin Aneh atau Nyeleneh!

kalau saya sebut suatu produk seperti ‘rawon’; apa yang langsung ada dibenak anda? Yup betul: “Rawon Setan!”. Meskipun anda belum pernah tau di mana dan belum pernah mencicipinya, tapi namanya sudah kemana-mana karena nyeleneh dan aneh. Seperti juga “Soto Gebrak” yang sangat menarik karena ada ritual menggebrak meja sebelum disajikan. Tidak harus sesuatu yang berkonotasi negatif lho yang disebut nyeleneh itu. Bisa saja anda bikin atau buka warung “Rawon Malaikat” disebelah rawon setan. Kemudian bikin tag line besar “Pilih Surga apa Neraka?” Hehehehehe…..laris tuh.

5. Mudah Diucap atau Diingat

Coba deh baca 10 kali dengan cepat: cengkirengcengcongrikker <—– saya jamin keriting deh lidahnya…hahahaha. Mudah diingat itu dapat berupa nama brand yang terdiri dari 2 sampai 4 suku kata yang tidak bertabrakan 2-3 konsonan bersamaan. KaosEmas lebih baik dari pada KaoSSPort < meski sama-sama 4 suku kata, tapi pada “Kaossport” ada SSP ini konsonan berurutan. Contoh baik: Nike, Adidas, Nokia dsb.

“MEREK YANG UNIK MEMBUAT ORANG PENASARAN UNTUK MEMBELI, DAN KONTEN PRODUK YG NGANGENI MEMBUAT ORANG AKAN KEMBALI LAGI…”

Oke, selamat berkreasi membuat nama brand yang mudah untuk NGETOP!
Tulisan ini disadur dari buku Jaya Setiabudi: “Kitab Anti bangkrut”

Senin, 15 April 2013

Billy Boen: Bisnis Butuh Tekad, Bukan Nekat!

KOMPAS.com — Menjadi seorang wirausaha membutuhkan persiapan matang agar bisnis yang dijalankan bisa benar-benar berhasil. "Orang yang berwirausaha tidak 100 persen semuanya berhasil. Ini disebabkan mereka belum punya tekad untuk berwirausaha," ungkap pengusaha muda Billy Boen, dalam acara peluncuran sebuah buku di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ia mengungkapkan, kegagalan dalam memulai bisnis pada dasarnya terletak pada kemauan atau tekad yang dimiliki seseorang. Sampai saat ini masih banyak orang yang memulai bisnis dengan modal nekat saja. Bagi Billy, memulai bisnis dengan modal nekat justru membuat Anda lebih mudah mengalami kegagalan karena menghadapi beragam masalah dan akhirnya berhenti berusaha.

"Sebagian besar kegagalan bisnis disebabkan karena kenekatan seseorang. Mereka tergiur untuk menangguk untung yang tinggi dalam waktu singkat berbisnis," bebernya. Billy menjelaskan bahwa pada dasarnya nekat dan tekad berbisnis memiliki arti yang sangat berbeda. Nekat berbisnis memiliki arti bahwa Anda tidak punya persiapan dan perhitungan yang tepat terhadap bisnis yang akan dijalankan.

Ketika nekat berbisnis, Anda tidak berpikir panjang tentang berbagai hal yang harus dilakukan untuk memulai bisnis, misalnya survei pasar, lokasi usaha, persaingan, modal, sampai jenis produk yang akan dipasarkan. Kenekatan dalam berbisnis juga akan membuat Anda tidak siap ketika mengalami kegagalan dan harus gulung tikar.

Dibanding nekat, tekad-lah yang sebaiknya dipupuk agar bisnis bisa berjalan baik. Ketika memiliki tekad, Anda akan benar-benar memperhitungkan segala sesuatunya, mulai dari pangsa pasar, lokasi, target market, jenis usaha, modal, BEP, sampai inovasi yang dilakukan agar produk Anda dilirik dan laris di pasaran. Tekad akan membantu Anda untuk tetap kreatif dan inovatif dibandingkan hanya sekadar ikut-ikutan berbisnis.

Saat Anda punya tekad untuk membangun usaha, secara tak langsung Anda juga sudah memiliki mental pengusaha yang kuat. "Tak semua orang punya mental dan jiwa wirausaha. Seseorang yang punya mental wirausaha pasti siap menerima risiko kegagalan seberat apa pun dan siap untuk bangkit kembali," pungkas Billy.


Editor :
Hesti Pratiwi

Ingin Berbisnis Online? Baca Ini...

KOMPAS.com – Bisnis online menjadi sebuah peluang bisnis tersendiri di era digital ini. Toko online tampaknya bisa menjadi salah satu lahan bisnis baru bagi Anda. Modalnya pun relatif tidak terlalu besar, Anda tak perlu menyewa toko dengan segala biaya operasional serta perawatannya.
Dalam acara  Peluncuran E-Commerce dan M-Commerce The Body Shop, hari Rabu (12/9) lalu, Iim Fahima Jachja, CEO Virtual Consulting mengungkapkan bahwa Hasil suvei Payment Solution terhadap negara-negara di seluruh dunia menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan transaksi online paling tinggi se-asia pasifik.

Melihat celah itu, tidak ada salahnya untuk berpikir memulai  bisnis online untuk mencari keuntungan atau sebagai pekerjaan sampingan yang menguntungkan. Atau tak menutup kemungkinan sebagai bisnis utama Anda.

Nah, bagi Anda yang baru saja ingin merintis bisnis online, tak ada salahnya untuk membaca sedikit saran dari beberapa pakar yang sudah ahli di bidang online shoping.

1. Niat berbisnis yang baik
“Banyak E-Commerce di Indonesia yang memang dibuat untuk menipu” kata Aria Rajasa, Praktisi E-Commerce. Melihat kondisi bisnis online yang demikian,, pastikan niat utama Anda berbisnis adalah menjaring keuntungan dan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Jangan membuat toko online dengan tujuan penipuan, karena akan memberikan dampak yang buruk dan Anda akan mengalami kesulitan-kesulitan yang lebih banyak lagi.

2. "Call centre" yang jelas
Berikan nomor kontak yang bisa dihubungi oleh customer. Hal ini tentunya bertujuan memberikan kenyamanan dan menambah kepercayaan pelanggan ketika akan berbelanja. Mereka bisa menanyakan lebih lanjut tentang barang yang akan dibeli dengan mudah. “Contohnya kita saat ini sudah memiliki call centre yang melayani pertanyaan pelangan. Seperti tengat waktu barang sampai, warnanya, walaupun sebenarnya bisa dilihat di website” kata Budi Utomo, E-Commerce and Social Selling Manager The Body Shop Indonesia

3. Tampilan web  yang menarik
Tampilan website yang menarik dan dengan sistem navigasi yang mudah juga menjadi salah satu pertimbangan calon pembeli untuk tetap melanjutkan proses pembelian atau tidak. “Website harus kelihatan enak, user friendly serta navigasinya gampang” kata Ardistia, pemilik Ardistia New York, produk fashion yang dipasarkan melalui sistem online.

4. Harga yang relatif murah
Keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi adalah tujuan utama dalam berbisnis. Namun, jangan tergoda untuk meraih keuntungan cepat yang tinggi. Selain itu, harga yang murah di awal bisa menjadi sarana untuk menjaring pelanggan agar tetap bertahan menjadi pelangan setia. “Jangan patok harga yang mahal. Cari dulu pelanggan sebanyak-banyaknya. Kalao pelanggan sudah banyak, suatu saat jika kita mau menaikan harga, mereka sudah tahu kualitas kita” kata Sesi Idris, kepada Kompas Female beberapa waktu lalu. Sesi saat ini juga sedang merintis bisnis online antar teman-temannya.

5.Jangan terpaku pada satu "supplier"
Lebih banyak supplier akan lebih banyak pilihan barang yang bisa kita jual. Jika kita hanya mencari barang dari satu supplier saja, maka pembeli tidak bisa terlalu banyak mendapatkan pilihan dari segi harga dan kualitas.


Editor :
Hesti Pratiwi

Trik Melakukan Promosi Bisnis di Media Sosial

Kemajuan teknologi membuat setiap orang bisa dengan mudah membangun usahanya secara online. Bisnis berbasis internet bisa digunakan untuk mempromosikan usaha ke masyarakat luas dengan biaya yang lebih murah dan cepat. Modalnya kecil, namun penyebarannya sangat luas, itulah yang membuat bisnis online banyak diminati baik sebagai usaha utama maupun usaha sampingan.

Di Indonesia sendiri, peminat bisnis online semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut data dari Deloitte Access Economics: The Connected Archipelago: The Role of the Internet in Indonesia's Economic Development tahun 2011 terhadap 200 UKM di Indonesia, 29 persen penjualan UKM per tahun merupakan hasil usaha online.

Meski untungnya menggiurkan, namun tak semua bisnis online ini bisa menjamin kesuksesan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat Anda mengembangkan bisnis online.

1. Mulai dengan website gratis

Sekarang ini banyak website yang menghadirkan fitur gratis untuk berjualan. Anda bisa memulai usaha Anda dengan memanfaatkan website gratis ini. Dengan demikian, Anda bisa menghemat modal pembuatan toko online. Selain itu, website ini merupakan langkah percobaan untuk mengetahui tingkat penjualan Anda.

2. Uji tingkat penjualan
Salah satu keuntungan bisnis online adalah fleksibilitas waktunya. Dengan bisnis ini, Anda punya waktu lebih luang untuk menatanya sesuai keinginan. Website Anda adalah sebuah kanvas di mana Anda bisa menguji dan memperbaiki ide desain dan pesan sampai Anda menemukan kunci rahasia kesuksesan. Mulailah dengan melakukan beberapa perubahan pada toko online Anda, misalnya desain yang jelas, mengubah teks website, dan membuat penawaran khusus. Setelah melakukan semua hal ini, ukurlah respons pelanggan maksimal sebulan sekali. Ini berguna untuk mengetahui minat masyarakat mengenai produk Anda, dan menilai keuntungan Anda.

3. Penjualan delapan detik
Menurut Vered Avrahami dalam artikelnya yang berjudul 6 Tips for Building a Business Online, rata-rata orang akan bertahan melihat website hanya delapan detik saja. Untuk meningkatkan penjualan produk online Anda, sebaiknya tempatkan konten produk jualan Anda di bagian depan. Pastikan bahwa informasi yang paling penting muncul dan terlihat jelas, sehingga pengunjung website mudah melakukan navigasi.

4. Gunakan media sosial dengan hati-hati
Media sosial seperti Facebook, Twitter, dan lain-lain, merupakan sarana yang umum digunakan untuk promosi usaha. Namun sebaiknya, jangan menggunakan media ini sebagai alat promosi, terutama ketika Anda sedang berkomunikasi dengan klien potensial. Bangunlah jaringan komunikasi khusus dengan klien Anda secara personal, dan bukan dengan semua teman di jaringan sosial Anda. Ini akan membantu Anda untuk bersikap seperti seorang penjual yang profesional, dan promosi Anda tidak sekadar dianggap sebagai "sampah". Selain itu, hal ini akan membuat klien Anda merasa lebih dihargai.


Sumber: GALTime

Kiat Sukses Menjadi Seorang "Mompreneur"

Sebagai mompreneur, Anda memiliki dua pekerjaan penuh-waktu. Anda tidak hanya menjalankan bisnis sendiri tetapi secara bersamaan menjalankan rumah tangga juga.

Nomor satu hal yang harus Anda miliki adalah gairah jika ingin berhasil memulai bisnis Anda sendiri. Namun semua orang juga tahu kalau gairah saja tak menjamin sebuah bisnis bisa berhasil. Nih, beberapa tip lain yang bisa Anda renungkan jika ingin menjadi seorang mompreneur yang sukses.

Temukan gairah Anda
Jika Anda sudah memutuskan untuk memulai bisnis sendiri dan bekerja dari rumah, Anda harus menyukai yang Anda kerjakan. Motivasi adalah kunci keberhasilan dan Anda harus memiliki gairah untuk memiliki motivasi yang kuat. Temukan sesuatu yang Anda cintai dan jalankanlah.

Ciptakan “home office”
Selain gairah, Anda juga perlu memiliki satu ruangan khusus untuk bekerja di rumah. Hanya untuk membantu Anda fokus. Anda tak mungkin fokus melakukan pekerjaan sambil bermain dengan si kecil atau menyiapkan makan malam. Semua ada waktunya, dalam menjalankan usaha atau bekerja di rumah Anda harus memiliki satu ruangan serta waktu khusus untuk bekerja. Bila rumah Anda sudah tak memiliki ruangan tersisa untuk dijadikan “kantor” Anda, pilih saja satu sudut yang bisa Anda gunakan sebagai tempat Anda bekerja.

Buat jadwal
Membuat jadwal adalah hal pertama yang wajib Anda lakukan jika ingin bekerja dari rumah. Tanpa itu semua segalanya akan berantakan. Sebab, saat memutuskan bekerja dari rumah, Anda juga tak bisa terlepas dari mengurus rumah tangga dan anak. Semuanya jadi dobel dan sepertinya tak terpisahkan. Seolah harus dikerjakan secara bersamaan. Hal ini bisa sangat merepotkan. Tapi, dengan menciptakan jadwal dan mengelola waktu dengan bijaksana Anda bisa mendapatkan semuanya.



Sumber: Babble

Agar Promosi di Media Sosial Bikin Penasaran

Saat ini media sosial (Twitter, Facebook, dan lain-lain) bukan sekadar sebagai sarana berkomunikasi, tetapi sudah menjadi ajang promosi. Ya, cara berpromosi lewat media sosial memang sangat murah dan gampang.

Hanya saja, banyak orang yang  merasa gerah menerima promosi-promosi yang cenderung "nyampah" di time line. Itu sebabnya perlu cara-cara khusus agar promosi kita efektif dan mengena. Namun yang lebih penting, teknik promosi kita membuat orang penasaran untuk mencobanya.
Anda bisa mencontoh cara berpromosi Yukai Quick Shabu & Sushi. Produk shabu dan sushi yang diorder lewat layanan pesan antar ini kerap melakukan cara-cara berpromosi yang diakui pemiliknya, Indah Kurniawati, sangat ampuh dalam menjaring konsumen. Misalnya, jika pelanggan me-retweet promo yang dilakukan Indah, maka ia berhak mendapat diskon 10 persen.

Tak hanya itu, lain kali Indah juga memanfaatkan kegemaran narsis follower-nya. Makanya ia membuat program, jika follower men-twitpic produk pesanannya, maka order berikutnya ia akan mendapat gratis minuman. Cara ini selain merangsang untuk repeat order juga sebagai promosi dari mulut ke mulut yang sangat ampuh.

Jadi memanfaatkan media sosial untuk promosi pun ada tekniknya.


(Tabloid Nova/Krisna)

Kelemahan Bisnis "Online" Lewat Facebook

KOMPAS.com - Situs jejaring sosial menjadi pilihan termudah bagi para pebisnis pemula untuk mempromosikan produknya. Juga untuk bertransaksi secara manual melalui media sosial. Contohnya Facebook, situs pertemanan ini banyak dimanfaatkan untuk berbisnis online.
Tak sedikit orang yang mendapatkan manfaat besar terutama untuk branding produknya (barang/jasa) melalui Facebook. Namun ketika bisnis semakin berkembang, cara berbisnis online paling sederhana ini pun mulai menemui banyak kendala.

Ketika Facebook tak lagi memenuhi kebutuhan usaha online, para pebisnis pun beralih kepada situs belanja online dengan platform e-commerce, baik dalam format mal online atau department store online.

Jessy Agita, pebisnis online dan salah satu pendiri situs e-commerce Berbatik.com mengaku pengusaha mengalami sejumlah kendala kala berbisnis melalui Facebook.

Jessy sendiri berpengalaman dua tahun berbisnis melalui Facebook. Mulai 2012 ia pun beralih pada situs e-commerce yang lebih memudahkan juga menguntungkan baginya. Alih-alih memilih ragam situs e-commerce yang saat ini banyak muncul, Jessy memutuskan mendirikan sendiri situs belanja online bersama rekannya, Heri Fikrio, dan Hendy Irawan.

"Bisnis di Facebook serba manual. Follow up ke pelanggan juga melalui pesan personal dan harus rutin mengecek inbox. Banyak kesalahan yang terjadi karena semua dikelola sendiri, human errornya tinggi karena tidak ada sistem untuk menjalankannya," jelasnya kepada Kompas Female di sela temu media bersama Berbatik.com di De Luca, Plaza Senayan Jakarta, Selasa (23/10/2012).

Jessy mengungkapkan beberapa kesalahan yang memungkinkan dan memang kerap terjadi saat berbisnis online melalui Facebook di antaranya:
* Pencatatan pemesanan yang keliru karena semua serba manual.
* Pesanan tertukar, ini merupakan dampak dari kesalahan pada pemesanan.
* Komunikasi ke pelanggan kurang lancar. Lagi-lagi ini terjadi karena pebisnis mengurus semua hal sendiri, mulai promosi produk, melayani pelanggan, menerima permintaan, mengurus pengiriman termasuk pembayaran.
* Transaksi kerap tertunda karena bergantung pada interaksi pembeli dan penjual. Kalau pembeli tidak tanggap merespons pertanyaan pembeli, niat untuk belanja bisa tertunda atau bahkan batal.

Sistem yang terbangun dengan baik, karena didukung teknologi yang canggih membuat belanja online menggunakan e-commerce semakin dicari pebisnis. Yanti Moeljono, salah satu vendor sekaligus desainer dan pendiri label Batik Tanpa Nama juga mengaku lebih nyaman menjalankan bisnis online lewat situs e-commerce dibandingkan melalui Facebook.

Yanti bersama kedua rekannya, Maya maryam dan Fanny Patikawa, berpengalaman satu tahun berbisnis produk batik cap dan tulis melalui Facebook. Untuk mengedukasi sekaligus mempromosikan produk batik, serta memudahkan transaksi jual-beli, tiga rekanan bisnis ini pun memilih bergabung di situs belanja online Berbatik.com.

"Selain Facebook biasanya kami ikut pameran seperti Inacraft. Dengan adanya situs e-commerce khusus produk batik, kami terbantu terutama untuk mengurus pembayaran dan pengiriman," tuturnya.

Menurut Yanti, dengan menyerahkan transaksi termasuk pelayanan pelanggan pada situs belanja online yang terkelola dengan baik, pebisnis bisa fokus meningkatkan kualitas produknya.

"Bisnis online bergantung pada trust. Sekali saja pembeli tidak puas dengan kualitas produknya mereka bisa pergi. Karenanya kualitas penting, dan dengan manajemen yang baik dalam penjualan, kami bisa bisa fokus pada produksi," tambah Yanti menyebutkan produk batik kreasinya berhasil menggaet pelanggan di Australia hingga Spanyol.

Ketiga pebisnis ini yakin, dengan bergabung dalam situs e-commerce di Indonesia khusus batik, bisnisnya bisa lebih mendunia. Dengan begitu, misi untuk mengedukasi masyarakat dalam dan luar negeri mengenai batik berkualitas (cap dan tulis), dengan keragaman warna dan gaya busana yang lebih modern berjiwa muda, bisa lebih tersebarluaskan.

"Batik bukan hanya sogan dengan warna yang cenderung gelap. Batik juga bisa diolah menjadi busana dengan warna cerah yang tidak berkesan tua. Modelnya pun beragam. Perpaduan warna dan motif yang tepat membuat batik pun lebih menarik," tambah Fanny.

Batik Tanpa Nama konsisten mengangkat batik yang sebenarnya, yakni cap dan tulis, bukan tekstil printing motif batik. Tiga perempuan di balik Batik Tanpa Nama ini berkomitmen mengembangkan batik Pekalongan, Garut, Cirebon, juga jumputan dan ikat, menjadi busana siap pakai yang lebih modern.


Editor :
wawa

Usaha Makanan Unik: BATAGOR KERING

Siapa yang tidak kenal batagor?
 
Kini Batagor dapat dikemas dan dibawa sebagai oleh-oleh. Tentulah bukan batagor biasa, tapi ini batagor kering. Batagor Kering ini di kemas dalam plastik kecil sebagai camilan yang lezat dan bergizi.

Bahan :
  • Tepung tapioca  1kg
  • Ikan tenggiri 500 gr
  • Garam secukupnya
  • Gula pasir 1 sendok the
  • Meria bubuk 2 sendok the
  • Kaldu ayam bubuk 1 sendok makan
  • Bawang putih 50 gr
  • Putih telur 540 gr ( ± 11 butir )
  • Minyak goring 1 liter

Cara Membuat :
  1. Campur ikan tenggiri dan bawang putih, haluskan dengan food processor. Tuang dalam mangkuk besar.
  2. Tambahkan bahan lainnya kecuali minyak goring. Uleni hingga dapat dibentuk dan kalis.
  3. Bentuk adonan memanjang kecil-kecil.
  4. Panaskan minyak, goreng adonan di atas api besar setengah matang ± 5 menit.
Angkat dan tiriskan.
  1. Goreng kembali adonan di atas api sedang hingga matang dan kering. Angkat dan tiriskan.
  2. Biarkan uap panasnya hilang, kemas atau sajikan
Untuk 32 pak @ 100 gr
Perhitungan Harga Jual :
Bahan :
-          Tepung tapioka 1 kg                                 Rp.    6.000,-
-          Ikan tenggiri 500 gr                                   Rp. 20.000,-
-          Garam secukupnya                                     Rp.     200,-
-          Gula pasir  sendok teh                                Rp.     100,-
-          Merica bubuk 2 sendok teh                         Rp.     200,-
-          Kaldu ayam bubuk 1 sendok makan           Rp.     250,-
-          Bawang putih 50 gr                                     Rp.   1.000,-
-          Putih telur 540 gr (±11 butir)                       Rp.   7.500,-
-          Minyak goreng                                             Rp.   9.750,-
Biaya Non Bahan :
-          Biaya tenaga kerja *                                     Rp.   3.000,-
-          Perawatan alat  *                                           Rp.   2.000,-
-          Bahan Bakar*                                                Rp.   3.750,-
-          Kemasan                                                        Rp.   3.200,-
Total Biaya Produksi                                              Rp. 56.950,-

Notes : Perhitungan diatas sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan harga terbaru. 

Perhitungan diatas menghasilkan 32 pak Batagor Kering, dengan total biaya produksi sebesar Rp. 56.950,-. Jadi harga pokok penjualan Batagor Kering adalah :
Rp. 56.950 : 32 pak = Rp. 1780,-/pak atau Rp. 1.800,-/pak

 Harga jual diatas adalah harga jual pokok, Anda dapat menjual Batagor Kering dengan keuntungan sesuai yang Anda inginkan.


Keterangan tanda * :
  • Biaya tenaga kerja, asumsinya 1 orang tenaga kerja untuk satu kali produksi.
  • Perawatan alat, asumsinya alat bisa aus dan membutuhkan biaya perawatan.
 
Tips :
  • Agar tidak meletus masukkan adonan yang banyak ke dalam minyak panas dan tutup wajannya. Buka tutup wajan dan angkat adonan jika bunyinya sudah tidak bergemuruh.
  • Pastikan adonan terendam minyak goreng saat menggoreng.
  • Rasa pedas Batagor Kering dapat diperoleh dari bubuk merica atau cabe.


Credit: KampungWirausaha.com

Usaha Jasa Cuci Helm

Pertumbuhan kendaraan roda dua atau sepeda motor yang sangat signifikan tiap tahunnya, membuat Bisnis Cuci Helm (Salon Helm) menjadi salah satu usaha yang perlu diperhitungakan. Bisnis cuci helm di Indonesia merupakan salah satu jenis bisnis jasa yang unik, memiliki potensi pasar yang besar dan belum banyak di pasaran.


Berdasarkan data dari Direktorat Samapta Subdit Lalu Lintas Polri, jumlah sepeda motor pada tahun 2004 adalah 28,96 juta dan pada tahun 2005 mencapai 34,75 juta, diperkirakan pertumbuhan pertahun mencapai + 20%/tahun, dengan pertumbuhan tersebut diperkiraan jumlah sepeda motor pada tahun 2008 adalah 60,05 juta dan jumlah ini akan terus bertambah setiap tahunnya. Pertumbuhan tersebut didukung pula oleh banyaknya jumlah lembaga pembiayaan yang melayani perkreditan kendaraan bermotor, sehingga memudahkan masyarakat untuk memiliki motor sangatlah terbuka lebar.

Sebagai atribut wajib pengendara motor, helm harus selalu digunakan, dan sudah pasti helm akan menjadi kotor, baik bagian dalam maupun bagian luar. Debu dan keringat yang menempel pada bagian dalam helm, dapat menjadi sarang kuman dan jamur yang dapat menyebabkan beberapa penyakit, seperti pilek, gatal-gatal dan juga ketombe pada rambut. Hal ini tentunya sangat tidak diinginkan oleh para pengendara motor. Untuk itu helm harus selalu dijaga kebersihannya, dicuci minimal 1 bulan sekali.

Ternyata, sekarang, bisnis inipun sudah ada yang mewaralabakan. Salah satunya adalah Mas Dimas dari Cilacap yang mengusung merek SEXI SPA HELM: Bikin Helm Jadi Genit. Hanya dengan modal awal 4,5 juta, kita bisa mempunyai bisnis cuci helm sendiri dengan konsep sangat unik yang tidak menggunakan mesin pencuci helm seperti yang biasa kita temukan sekarang.

Berikut keterangan selengkapnya:

Perbandingan Jasa Cuci Helm menggunakan

SPA Helm Cleaners Dengan Mesin Pengering Khusus


SPA Helm Cleaners Cuci Helm Biasa(Menggunakan Mesin Pengering Khusus)
Modal Awal 4,5jt (All in) Diatas 10 juta
Pengerjaan 10-15 menit 1 jam – 3 jam
Pencucian Mencuci hingga kedalam spon Mencuci hanya bagian luar
Anti-Bacterial Ada Tidak ada
Limbah Tidak ada Ada, sisa buangan air sabun
Resiko Bau Apek Tidak ada, Kering 100% Resiko Tidak Kering ada
Penyusutan Spon/Busa Helm Tidak Menyusut karena pencucian menggunakan air
Lebih mudah Karena chemicals pembersih dan pencuci menjadi satu Terlalu banyak proses pengerjaan


INVESTASI AWAL Rp. 4.500.000,- :
*Etalase/Both                                 Rp. 1.800.000,-
*Vaccum Cleaner                           Rp.     400.000,-
*Dryer                                            Rp.     250.000,-
Peralatan Cuci                                Rp.     200.000,-
Franchise fee                                  Rp.     850.000,-
Chemical 300-400helm                  Rp.     400.000,-
Banner + Promo                             Rp.     450.000,-
Nota 40lembar                                Rp.     150.000,-


PERKIRAAN LABA RUGI ( 30 Hari ):

Pesimis (5helm/hari) Optimis (15helm/hari) Sukses (30helm/hari) Maksimum (40helm/hari
Omset 50000 100000 300000 400000
Chemical cost 10000 30000 60000 80000
Man cost 15000 15000 20000 20000
Laba/hari 25000 55000 240000 300000
Laba/30hari 750000 1650000 7200000 9000000
B E P /3,5jt/ BULAN 4,6 2,2 0,4 0,3



 
Credit: KampungWirausaha.com

Usaha Cuci Mobil dan Motor: Kiat dan Tips Agar Ramai Pengunjung

Usaha cuci mobil dan motor akan bisa maju dan ramai pelanggan, tentunya harus dijalankan dengan strategi bisnis yang tepat. Ada beberapa syarat umum untuk usaha cuci mobil dan cuci motor agar menarik.

Bisnis secara umum membutuhkan beberapa syarat berikut:

Lokasi yang tepat

Lokasi yang tepat merupakan faktor penting yang mendukung lancarnya usaha cuci mobil dan motor. Lokasi ini tidak harus disuatu tempat yang “TIDAK ADA SAINGAN” atau hanya sendirian saja, tapi justru kalau bisa di sebuah jalan yang disana sudah banyak pesaing sesama usaha cuci mobil dan motor. Lokasi yang baik dan bagus akan mengurangi biaya marketing. Buatlah PLANG atau SPANDUK yang besar dan MENARIK PERHATIAN, yang mudah dibaca dan diingat oleh target pasar.

Promosi dan Komunikasi yang Menarik

Hampir semua orang di level ekonomi manapun sangat menyukai program promosi. Orang juga cenderung mau mencoba sebuah jasa (cuci mobil dan cuci motor) apabila ada promosi yang menarik. Lakukan komunikasi yang berbeda dengan pesaing anda. Buatlah promosi yang membuat orang penasaran. Misalnya dengan undian, atau hadiah kejutan, atau kreatifitas lain….

Suasana Tunggu Usaha Cuci Mobil dan Motor yang Nyama

Aturlah agar tempat usaha cuci mobil dan motor anda senentu saja, desain harus disesuaikan dengan target pasar yang anda bidik. Sediakanlah makanan kecil dan minuman ringan agar pelanggan yang menunggu dapat menikmati makanan dan minuman. Dan asiknya, ini tidak harus gratis. Hehehehe…ada tambahan dari jualan makanan ringan dan minuman. Pastikan ada koran, majalah atau televisi, musik agar tidak membosankan.

Kualitas hasil cuci mobil dan motor anda harus terjamin

Pelanggan tentunya akan datang kembali, dan kembali dan kembali lagi bila kualitas jasa yang anda berikan dapat memenuhi ekspektasi mereka. Jadi anda harus dapat memastikan bahwa hasil cuci di tempat usaha cuci mobil dan motor anda sangat baik dan bersih. Pastikan setiap petugas cuci anda bekerja dengan standar yang anda tentukan.

Pelayanan yang Sangat Baik (Service Excellent)

Pelanggan di masa kini ini sangat memperhatikan pelayanan ini. Bahkan dibeberapa literatur menyebutkan bahwa pelayananlah yang membuat usaha anda berbeda dan sulit dicontoh. Untuk itu, anda harus benar-benar melatih seluruh karyawan anda agar benar-benar mengerti soal service excellent ini. Service yang baik bukan sekedar memberikan senyuman, tapi harusmemberi solusi bagi pelanggan. Buatlah standar keramahan yang unik di tempat usaha cuci mobil dan motor anda darimulai greeting, hingga proses pelayanan  yang cepat dan praktis. Ucapan terimakasih sangat penting untuk mengakhiri pelayanan.

Selamat mencoba semoga sukses!!!


Credit: KampungWirausaha.com

Usaha SPA Mini

Seorang pakar mode Prancis pernah mengatakan bahwa perempuan akan memilih mengurangi jatah makan siangnya dibandingkan mengurangi jatah untuk merawat kecantikannya dan membeli baju. Pernyataan itu dikemukakan sehubungan dengan krisis global yang melanda sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Artinya, perempuan akan tetap mengalokasikan uangnya untuk merawat kecantikan meski dalam krisis keuangan sekalipun.

Hal ‘bijak’ yang sering dilakukan perempuan adalah mencari alternatif perawatan kecantikan yang lebih murah tetapi tetap aman, alih-alih ke spa dan salon mahal. Minset sebagian perempuan mengatakan, bahwa tampil tetap cantik adalah sebuah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan.

Ini adalah Peluang!

Bukalah salon dan spa mini yang murah terjangkau oleh siapa saja. Pilihlah lokasi yang tidak di jalan utama sehingga murah, tapi tetaplah jaga pelayanan dan suasana yang menyegarkan dan menyenangkan. Membuat dekorasi yang segar dan menyenangkan ternyata tidak harus mahal. Carilah info mengenai tata ruang yang murah.

Memulai bisnis
  • Cari lokasi yang strategis tapi tetap ekonomis seperti lokasi kos-kosan, seputar kampus atau di perumahan. ini relatif lebih murah dari pada harus berada di jalan utama yang ramai dan mahal.
  • Tentukan jenis produk dan layanan yang ditawarkan. Perhatikan merek dan harganya. Anda dapat menawarkan produk layanan dalam bentuk “PAKET”. Dapat pula mencoba membuat sendiri ramuan-ramuan tradisional, misalnya lulur tradisional yang khas dari daerah asal anda. Promosikanlah bahwa bahan tradisional alami milik anda, yang anda ramu sendiri sangat aman dan bebas bahan kimia berbahaya. tentulah ini menjadi nilai lebih dalam spa anda.
  • Mendekorasi ruangan agar nyaman, dekorlah dengan konsep yang dapat menenangkan jiwa dengan permainan warna, musik dan aroma terapi. Jangan lupa, ventilasi harus baik.
  • Gunakanlah tenaga kerja beautician yang baru lulus kursus kecantikan, atau merekrut mantan pegawai spa lain.
  • Lakukan Promosi
Strategi Promosi
  • Membuat sistem membership. Untuk mengikat kesetiaan pelangggan, buatlah kartu member. Berikan diskon harga yang bagus untuk member, sehingga pelanggan akan memilih membayar dengan model membership tahunan atau bulanan.
  • Promosi lewat jejaring sosial seperti facebook atau twitter. Masuklah ke grup mahasiswa, atau kelompok-kelompok yang menjadi target pasar anda. aktiflah memberi tips kecantikan dan perawatan tubuh secara gratis. Hal ini penting, selain untuk memperkenalkan usaha anda, dengan memberikan manfaat berupa tisp-tips itu akan menambah kepercayaan pelanggan akan pengetahuan dan kemapuan anda di bidang kecantikan.
  • Berilah pelayanan yang UNIK. Unik disini dapat berupa model perawatan yang berbeda, cara memasarkan yang berbeda, dan sebagainya. Cari sesuatu yang sangat khas, yang tidak ditemukan di spa lain.
  • Buatlah paket-paket layanan untuk menyiasati harga.
Anda siap membuaka spa mini?


Credit: KampungWirausaha.com

Minggu, 14 April 2013

Tips Memulai Usaha di Usia Muda

Merintis sebuah usaha memang bisa dilakukan kapan saja, termasuk juga ketika kita masih berusia cukup muda. Banyaknya prestasi yang ditorehkan para entrepreneur muda di Indonesia, ternyata turut memotivasi kalangan anak muda untuk mulai terjun di dunia usaha. Contohnya saja seperti kesuksesan Elang Gumilang yang berhasil mendatangkan omzet belasan milyar ketika usianya baru menginjak 22 tahun, atau bisa juga kita belajar dari kepiawaian Bill Gates (sang penemu Microsoft) yang mulai merintis ide bisnisnya ketika Ia masih berstatus sebagai mahasiswa Harvard University.

Keberhasilan dua entrepreneur muda tersebut tentu cukup memotivasi para pemula untuk bisa mengikuti jejak kesuksesan mereka. Sehingga tidak heran bila belakangan ini banyak kalangan anak muda yang mulai tertarik merintis sebuah usaha, untuk mendatangkan keuntungan yang tak kalah besar setiap bulannya.

Nah, bagi kalangan anak muda yang ingin terjun di dunia usaha, berikut ini kami informasikan beberapa tips memulai usaha di usia muda yang bisa Anda jadikan sebagai salah satu bekal untuk membangun kerjaan bisnis Anda.


Tahu apa yang ingin Anda kerjakan

Seorang pebisnis muda harus tahu apa yang mereka cintai dan apa yang ingin mereka kerjakan. Poin ini cukup penting karena kebanyakan anak muda masih cukup labil sehingga mereka cenderung cepat bosan pada hal-hal yang tidak mereka senangi. Untuk itu, mulailah dengan merintis bisnis kecil yang sejalan dengan minat dan bakat Anda, lalu atur waktu dan prioritas Anda untuk mulai menyelesaikan apa yang telah menjadi pilihan Anda.


Cari motivator dan investor sukses

Sebagai seorang pemula, tentunya Anda wajib mencari guru dan partner kerja dari kalangan pengusaha. Poin ini perlu Anda jalankan untuk mempertajam ilmu bisnis yang Anda miliki, sekaligus mencari partner kerja yang sudah hapal dengan seluk-beluk dunia usaha. Dengan begitu, Anda bisa bertukar pikiran dengan para motivator bisnis yang telah sukses sebelum Anda, serta bekerjasama dengan para investor untuk mengembangkan ide bisnis yang Anda miliki.

Maksimalkan teknologi dan infonet

Kalangan anak muda tentu sudah sangat familiar dengan perkembangan teknologi dan infonet. Karena itu, tidak ada salahnya bila Anda mengoptimalkan peran teknologi dan infonet untuk mendukung perkembangan bisnis Anda. Contohnya saja seperti menggunakan sosial media, e-mail, blog, forum online, iklan baris maupun iklan baner untuk membantu mempromosikan bisnis Anda di dunia maya.

Belajar tegas sebagai seorang pemimpin

Meskipun usia Anda masih cukup muda, namun jangan pernah melupakan peran utama Anda sebagai seorang pemimpin. Siapkan mental Anda untuk menjadi seorang pemimpin yang tegas, walaupun karyawan Anda memiliki usia yang lebih tua dari Anda. Untuk menghadapi kondisi tersebut, ada baiknya bila Anda membuat kesepakatan bersama dan menerapkan aturan-aturan tersebut di lapangan. Poin ini bisa Anda coba agar para karyawan tetap menjaga kedisiplinannya meskipun dipimpin seorang direktur yang lebih muda dari mereka.

Semoga tips motivasi bisnis yang kami angkat pada pekan ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan menginspirasi kalangan anak muda untuk segera terjun di dunia usaha. Mulailah dari yang kecil, mulailah dari yang paling mudah, dan mulailah dari sekarang! Salam sukses.




Credit: BisnisUKM.com