Selama ini SWOT Matrix selalu digunakan dalam analisa untuk strategi perencanaan dan pemasaran. SWOT Matrix merupakan akronim dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (kesempatan), dan Threats (ancaman). Metode analisa tersebut lebih menekankan pada faktor kondisi dan situasi internal, yaitu kekuatan dan kelemahan diri sendiri atau perusahaan (SW). Setelah itu baru dipelajari dan diperhitungkan faktor external, ancaman dan kesempatan (OT).
Metode analisa SWOT Matrix memanfaatkan secara maksimal kekuatan internal berupa sumber daya dan pengalaman untuk mencapai target. Akan tetapi seiring perubahan kebutuhan manusia dan pertumbuhan tehnologi yang sudah beralih dari konvensional ke digital, metode analisa SWOT Matrix tersebut mulai ditinggalkan. Sebab kekuatan (internal) belum tentu dapat memenuhi peluang pasar dengan baik dan mampu menghadapi tekanan atau tantangan.
Oleh sebab itu, para perencana dan pemasar sekarang beralih menggunakan analisa TOWS Matrix. Mereka terlebih dulu mempelajari dan menginvestigasi peluang faktor-faktor eksternal, karena dianggap bersifat lebih dinamis dan bersaing. Faktor-faktor eksternal tersebut di antaranya adalah; cara promosi para pesaing, budaya konsumen, daya beli masyarakat, nilai rupiah, kebijakan pemerintah, iklim politik, perubahan sosio ekonomi, profil populasi, gaya hidup, aturan sosial, perubahan tehnologi, dan lain sebagainya.
Sesudah mendapatkan informasi eksternal, barulah dilakukan beberapa penyesuaian sampai perbaikan potensi internal untuk menciptakan peluang menguntungkan. Berdasarkan analisa TOWS Matix tersebut kemudian dilakukan 4 langkah berikutnya, yaitu;
1. Memaksimalkan potensi atau kekuatan
2. Memastikan kelemahan tidak membebani usaha atau kemajuan
3. Memaksimalkan peluang yang tersedia
4. Mengantisipasi segala bentuk tantangan & menyediakan beberapa solusi
Berdasarkan analisa TOWS Matix itu juga dihasilkan 4 strategi pencapaian target, yaitu;
1. SO (Aggressive Strategy): Menggunakan kekuatan internal untuk mengambil kesempatan yang ada di luar.
2. ST (Diversification strategy): Menggunakan kekuatan internal untuk menghindari ancaman yang ada di luar.
3. WO (Turn Around) - Menggunakan kesempatan eksternal yang ada untuk mengurangi kelemahan internal.
4. WT (Defensive strategy) - Meminimalkan kelemahan dan ancaman yang mungkin ada.
Analisa TOWS Matrix lebih memastikan kita dapat memperhitungkan dan memanfaatkan dengan baik setiap peluang di luar untuk peningkatan bisnis. Di saat bersamaan, kita juga dapat mengetahui dan memanfaatkan potensi internal. Dengan menganalisa eksternal tersebut (TOWS Matrix) kita juga mampu mengantisipasi tantangan dari setiap perubahan eksternal, bahkan mengubahnya (tantangan) menjadi peluang baru.
Sedangkan dalam skala gambar yang lebih kecil, terutama di dunia persaingan bisnis mungkin Anda pernah mendengar istilah zero sum games, dimana pihak yang kalah sudah pasti merugi. Strategi saling mengalahkan seperti itu seharusnya sudah harus ditinggalkan, karena hanya menguras banyak biaya, tenaga, dan pikiran. Strategi terbaik yang seharusnya kita gunakan adalah memenangkan suatu pertempuran tanpa ada peperangan.
Strategi tersebut dikenal dengan pola keluar dari persaingan Lautan Merah (Red Ocean), dan berpindah ke Lautan Biru (Blue Ocean). Jadi masing-masing pihak bukan berpikir dan berlaku saling mengalahkan, melainkan berusaha saling mendukung dengan keunggulan masing-masing untuk mencapai suatu target secara bersama-sama. Strategi kerjasama seperti itu lebih mampu mendatangkan sinergi positif dan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Pada masa sekarang, menjalin kerja sama dengan pihak lain lebih menjamin kemajuan bisnis. Ada bermacam bentuk kerja sama baik secara online atau offline, dan salah satunya adalah membangun jaringan. Siapapun yang mampu menguasai jaringan konsumen, maka dia pasti akan berhasil dalam bisnisnya.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan sebuah tim kerja sama bisnis yang baik;
1. Menciptakan target pencapaian yang jelas, sehingga masing-masing individu maupun tim kolektif mengerti peran masing-masing dan meyakini tak ada agenda atau tujuan tertentu yang tersembunyi.
2. Masing-masing pihak sama-sama bersikap konsisten dengan apa yang sudah disepakati, sehingga terbangun rasa saling percaya.
3. Mempunyai rasa saling ketergantungan dan saling memiliki.
4. Tidak saling menonjolkan diri melainkan saling mendukung satu sama lain, terutama ketika sedang menghadapi tantangan, sehingga tercipta rasa nyaman dalam bekerja.
5. Memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk menjalankan peran masing-masing berdasarkan langkah-langkah bisnis yang sudah dirancang sebelumnya.
6. Bersikap terbuka dan berusaha memahami apa yang dirasakan orang lain.
Saya menyimpulkan bahwa TOWS Matrix merupakan analisa bisnis yang paling menguntungkan untuk menciptakan desain strategi bisnis. Analisa TOWS Matrix akan menghasilkan strategi bisnis terbaik jika dikombinasikan dengan pola kerjasama, dimana satu sama lain saling membangun jaringan bisnis, saling mengisi dan menerima, serta sama-sama fokus pada bisnis dan tujuan yang sama.
Strategi bisnis yang dilandasi pola kerja sama tentunya juga harus memenuhi aturan kerja sama yang baik. Beberapa aturan kerja sama yang telah saya sebutkan di atas secara garis besar menekankan pentingnya kredibilitas, untuk menarik minat banyak pihak bekerjasama dan menciptakan rasa saling percaya yang kuat. Sebagaimana hal tersebut pernah diungkapkan oleh Walter D. Scott, "Keberhasilan atau kegagalan bisnis sesungguhnya lebih dipengaruhi oleh sikap mental daripada kapasitas mental." Tentunya desain strategi bisnis tersebut akan semakin sempurna jika benar-benar digunakan dalam praktik di lapangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar