Bukan bermaksud untuk menyinggung-nyinggung mereka yang belum menikah, tapi ritual Pre-Wedding yang satu ini sudah menjadi semacam ‘kewajiban' sebelum pasangan mengucapkan janji setia. Meskipun tidak semua pasangan melakukan sesi foto pre-wedding, namun ternyata jasa yang satu ini ternyata cukup menjanjikan.
Bagi mereka yang sangat hobi dengan fotografi, bisnis macam ini tentu bukan hal sulit untuk dilakukan. Selain memiliki kamera sekelas DSLR, mereka yang hendak menerjuni bisnis ini harus memiliki kemampuan mengolah foto yang baik. Untuk itu, modal awal dari bisnis ini sebenarnya terbilang cukup besar. Selain memiliki kamera yang baik, juga harus ditunjang dengan peralatan fotografi yang lain seperti lampu, tripot, dan perangkat-perangkat fotografi profesional seperti biasanya.
Selain itu, mereka yang terjun dalam bisnis ini harus mampu memberi ide kreatif bagi para pasangan yang menjadi kliennya. Dan hal itu tentu memiliki nilai tantangan tersendiri. Ini disebabkan para klien itu bukanlah para model profesional yang paham bagaimana bergaya di depan kamera. Untuk itulah perlunya ketelatenan dan kesabaran yang lebih untuk menangani para ‘model dadakan' ini. Selain itu, komunikasi yang terbuka dan menerima setiap masukan dari klien merupakan poin penting suksesnya suatu pemotretan.
Yang tidak kalah pentingnya adalah masalah pemilihan tempat pemotretan. Pada umumnya lokasi yang sering dicari oleh para fotografer maupun klien adalah lokasi-lokasi outdoor yang memiliki kesan romance yang kuat. Karena itulah lokasi seperti pulau bidadari, Kebun Raya Bogor (dan tentu halaman Istana Bogor), Kota Tua, hingga alam terbuka seperti di Puncak, pemandangan alam di Bali, dan lainnya merupaka lokasi-lokasi yang mencari oleh para fotografer dan kliennya. Namun juga tidak jarang lokasi-lokasi yang tidak kalah seru seperti di atas gedung bertingkat, air terjun, hingga yang paling ekstrim adalah foto di udara ketika sedang terjun payung!
Semua itu tergantung budget yang dimiliki oleh para kliennya. Kalau memiliki budget pas-pasan, ya cukup pemotretan di tempat-tempat terdekat saja. Namun meski demikian, hasil yang didapat tidak kalah dengan pemotretan di tempat-tempat yang keren. Untuk itu, kreativitas dari fotografernya menjadi kuncinya. Tapi secara umum biaya foto pre-wedding itu mencakup pada ongkos jasa foto (termasuk hasil foto dan foto bingkai ukuran besar), make-up,stylish (pengarah gaya), akomodasi apabila lokasinya cukup jauh, hingga penyediaan kostum bila diperlukan.
Untuk tarif paket pre-wedding tersebut, rata-rata dipatok antara 2 juta hingga 10 juta rupiah. Biasanya tarif segitu sudah lengkap. Namun bukan berarti tidak ada tarif 'PaHe'. Tarif di bawah 1 juta pun sebenarnya bisa didapat, tergantung dari biaya-biaya yang bisa di-reduce, seperti make-up dan penggunaan stylish hingga masalah lokasi yang tidak perlu jauh-jauh ke luar kota.
Secara umum, bisnis ini cukup menjanjikan. Mungkin yang menjadi hambatan dari bisnis ini adalah penyediaan alat-alat fotografi yang cukup mahal serta persaingan bisnis foto pre-wedding yang cukup sengit. Untuk memulai usaha ini, tentu perlu persiapan yang cukup matang seperti halnya memulai usaha yang lain. Dan yang terpenting adalah jangan cepat menyerah dalam memulai sesuatu yang baru.
Anda tertarik mencobanya?
Credit: Link
Tidak ada komentar:
Posting Komentar