KOMPAS.com —
Menjadi seorang wirausaha membutuhkan persiapan matang agar bisnis yang
dijalankan bisa benar-benar berhasil. "Orang yang berwirausaha tidak
100 persen semuanya berhasil. Ini disebabkan mereka belum punya tekad
untuk berwirausaha," ungkap pengusaha muda Billy Boen, dalam acara
peluncuran sebuah buku di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ia mengungkapkan, kegagalan dalam memulai bisnis pada dasarnya terletak pada kemauan atau tekad yang dimiliki seseorang. Sampai saat ini masih banyak orang yang memulai bisnis dengan modal nekat saja. Bagi Billy, memulai bisnis dengan modal nekat justru membuat Anda lebih mudah mengalami kegagalan karena menghadapi beragam masalah dan akhirnya berhenti berusaha.
"Sebagian besar kegagalan bisnis disebabkan karena kenekatan seseorang. Mereka tergiur untuk menangguk untung yang tinggi dalam waktu singkat berbisnis," bebernya. Billy menjelaskan bahwa pada dasarnya nekat dan tekad berbisnis memiliki arti yang sangat berbeda. Nekat berbisnis memiliki arti bahwa Anda tidak punya persiapan dan perhitungan yang tepat terhadap bisnis yang akan dijalankan.
Ketika nekat berbisnis, Anda tidak berpikir panjang tentang berbagai hal yang harus dilakukan untuk memulai bisnis, misalnya survei pasar, lokasi usaha, persaingan, modal, sampai jenis produk yang akan dipasarkan. Kenekatan dalam berbisnis juga akan membuat Anda tidak siap ketika mengalami kegagalan dan harus gulung tikar.
Dibanding nekat, tekad-lah yang sebaiknya dipupuk agar bisnis bisa berjalan baik. Ketika memiliki tekad, Anda akan benar-benar memperhitungkan segala sesuatunya, mulai dari pangsa pasar, lokasi, target market, jenis usaha, modal, BEP, sampai inovasi yang dilakukan agar produk Anda dilirik dan laris di pasaran. Tekad akan membantu Anda untuk tetap kreatif dan inovatif dibandingkan hanya sekadar ikut-ikutan berbisnis.
Saat Anda punya tekad untuk membangun usaha, secara tak langsung Anda juga sudah memiliki mental pengusaha yang kuat. "Tak semua orang punya mental dan jiwa wirausaha. Seseorang yang punya mental wirausaha pasti siap menerima risiko kegagalan seberat apa pun dan siap untuk bangkit kembali," pungkas Billy.
Ia mengungkapkan, kegagalan dalam memulai bisnis pada dasarnya terletak pada kemauan atau tekad yang dimiliki seseorang. Sampai saat ini masih banyak orang yang memulai bisnis dengan modal nekat saja. Bagi Billy, memulai bisnis dengan modal nekat justru membuat Anda lebih mudah mengalami kegagalan karena menghadapi beragam masalah dan akhirnya berhenti berusaha.
"Sebagian besar kegagalan bisnis disebabkan karena kenekatan seseorang. Mereka tergiur untuk menangguk untung yang tinggi dalam waktu singkat berbisnis," bebernya. Billy menjelaskan bahwa pada dasarnya nekat dan tekad berbisnis memiliki arti yang sangat berbeda. Nekat berbisnis memiliki arti bahwa Anda tidak punya persiapan dan perhitungan yang tepat terhadap bisnis yang akan dijalankan.
Ketika nekat berbisnis, Anda tidak berpikir panjang tentang berbagai hal yang harus dilakukan untuk memulai bisnis, misalnya survei pasar, lokasi usaha, persaingan, modal, sampai jenis produk yang akan dipasarkan. Kenekatan dalam berbisnis juga akan membuat Anda tidak siap ketika mengalami kegagalan dan harus gulung tikar.
Dibanding nekat, tekad-lah yang sebaiknya dipupuk agar bisnis bisa berjalan baik. Ketika memiliki tekad, Anda akan benar-benar memperhitungkan segala sesuatunya, mulai dari pangsa pasar, lokasi, target market, jenis usaha, modal, BEP, sampai inovasi yang dilakukan agar produk Anda dilirik dan laris di pasaran. Tekad akan membantu Anda untuk tetap kreatif dan inovatif dibandingkan hanya sekadar ikut-ikutan berbisnis.
Saat Anda punya tekad untuk membangun usaha, secara tak langsung Anda juga sudah memiliki mental pengusaha yang kuat. "Tak semua orang punya mental dan jiwa wirausaha. Seseorang yang punya mental wirausaha pasti siap menerima risiko kegagalan seberat apa pun dan siap untuk bangkit kembali," pungkas Billy.
Editor :
Hesti Pratiwi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar