Oleh:
Kebiasaan
akan membentuk karakter kita. Setuju? Harus setuju. Soalnya kata-kata
ini saya dapat dari Stephen Covey. Kalau nggak setuju, silakan protes ke
Covey.
Saya nggak mau ngomongin soal Stephen Covey. Justru saya mau sharing
mengenai kebiasaan orang kaya yang saya dapat dari buku yang lagi getol
saya baca saat ini; Secrets of Self-Made Millionaire dari Adam Khoo.
Sebenarnya kebiasaan ini sudah sering diulas oleh Robert Kiyosaki.
Tapi Adam Khoo membahasnya lagi dengan lebih jelas dan enak dibaca.
Straight to the point, nggak berputar-putar dan membingungkan seperti
Kiyosaki.
Jadi, orang kaya itu menghabiskan uangnya (spend) dari penghasilan
yang diperolehnya dari investasi atau savingnya, bukan dari penghasilan
bulanan. Ini jelas beda dengan kebanyakan orang kelas menengah atau
golongan miskin.
Golongan miskin, jelas tidak punya pilihan. Setelah earn, langsung
spend untuk kebutuhan sehari-harinya. Tidak ada peluang baginya untuk
investasi atau pun saving. Mereka hidup untuk survival aja. Tidak punya
pilihan.
Golongan menengah, seperti kebanyakan kita punya kebiasaan earn –
spend – save. Memang ada saving,tapi itu cuma sedikit, setelah dipotong
habis oleh spend-nya yang besar. Jadi, sama aja. Dia nggak ke mana-mana.
Berputar-putar di situ-situ aja, seperti rat-race yang diistilahkan
Kiyosaki. Nah, kebanyakan dari golongan ini berupaya keras untuk
menambah penghasilannya. Tebak, apa yang mereka lakukan? Ya, bekerja
lebih keras, lembur, cari sampingan. Tapi, tetap aja, kalau kebiasaannya
masih seperti itu, ya tetap ada nggak keluar dari rat race.
Orang kaya punya kebiasaan yang jauh berbeda dibandingkan dua gologan
yang saya sebutkan di atas. Orang kaya tidak menghabiskan uang yang
baru didapatnya. Mereka memilih untuk memutarkannya dulu sebagai
investasi yang menghasilkan aset yang memberikan passive income baginya.
Kemudian hasil passive income itulah yang di-spend. As simple as that.
Makanya orang kaya makin kaya karena ini.
Saya yakin pembaca sudah banyak yang mengetahui konsep ini dari
Robert Kiyosaki. Tapi, apakah hal ini sudah kita praktekkan? Itulah
masalahnya. Tulisan ini sekaligus self-critic buat saya pribadi. Saya
pun belum disiplin menerapkan hal ini. Maka dari itu, saya menuliskan
ini sekaligus untuk diri saya pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar